Senin, 27 Desember 2010

About a Boy (Tarikh Aziz)

Aku berdiri diatas tanah tertinggi, di tempat ini, dimana semua kenangan akan semua hal terekam, keceriaan, tawa, tangis, haru biru situasi terjadi. Aku melihat segala sisi berevolusi menjadi aku yang baru, perubahan yang sifatnya menyeluruh dan terjadi dalam proses yang cukup lama, proses pendewasaan terutama.

Aku baru menyadari, aku yang sekarang bukanlah aku yang dulu, hingga kini aku hanya dapat menghitung segala kesalahanku yang dulu. tak terhitung. Dahulu aku hanya anak kecil, yang dipandang sebelah mata, bahkan sampai usia menginjak !7 tahun. Aku hanyalah anak kecil yang tidak pantas berdiri tegak ditengah kerumunan, berbicara hanya untuk ingin didengar, untuk selanjutnya memang sama sekali tidak didengar.

Aku bahakan tidak bisa menarik perhatian agar aku dapat diperhitungkan, dan dilihat. Tapi ini lah yang sebenarnya tak mereka sadari ...

Bahkan yang menyadaripun, tidak benar-benar menyadari, menganggap aku hanyalah anak biasa dan tak punya satu hal pun yang dapat dibanggakan. Dalam fase ini aku mendapati banyak rintangan, aku melihat mereka yang (sudah) sukses bahkan mendorongku untuk menjadi mereka, mencoba menjadikanku orang lain, yang sama sekali bukan aku. aku bahkan mencium aroma bahwa mereka hanya ingin menggiring aku untuk menjadi diri mereka, sayang orang seperti itu kurang bijak, namun itu akan membuatku makin bijak,pikirankupun terbuka.

Aku pikir aku akan tetap menjadui aku, ataupun aku yang akan datang..
Akupun hanya mencoba untuk menjadi diri sendiri, mengahadapi dunia engan caraku sendiri.

Dengan harapan,
Saat nanti bintangku akan bersinar terang, akan kutunjukan pada dunia siapa aku dan kemampuan yang aku miliki, dankemudian aku akan menjadi seseorang yang kamu, kalian, anda kagumi.

Dan menunjukan pada kalian betapa pentingnya menjadi diri sendiri.

Rabu, 29 September 2010

Senja

“When we feel that love is not fair, when everything seems like failure scene and our do didn’t work. Oh this is the hardest part of our life. They always tell me this is the worlds end. Well the sun is always rise everyday, it’s always a brand new day, no one knows what could happen. And it’s not the worlds end, but new world just begin. It don’t give me a reason to stop, it’s reason me to try harder. Go, go, go." Dio.

"Sekarang apa lagi ya ?" ucap Dio
Di pagi hari, Mengawali hari ini, sambil menyudahi mengikat tali sepatunya, sambil tersenyum dan berkata "Terima kasih Pagi". Dio beranjak menuju kampusnya. Kini sudah semester 6. Dio mulai disibuki dengan kegiatan-kegiatan kampusnya, Dio juga sekarang mulai bekerja di sebuah Event Organiser yang sering mengadakan konser musisi dunia.

"Pagi, pagi, pagi. Hari ini nggak ada yang ulang tahun, tapi hari terus berganti. Paling nggak selalu ada hari baru." ucap Dio dalam hati.

Sore menjelang. Setelah kuliah, Dio langsung pergi ke tempat kerjanya. Dio masuk kerja disore hari, disaat semua selesai, justru ia baru memulainya. Creative PR adalah jabatan yang diembannya, tugasnya adalah sebagai publisher setiap kegiatan yang akan diselenggarakan. Melalui media internet. Saat ini Dio sedang sibuk mempublikasikan kedatangan bintang pop asal kanada, Martin Somber.

"Heran deh, apa coba bagusnya tuh si Martin, sampe tiket aja baru 2 hari release udah sold out." ketus Dio

"Ya mau gimana lagi fansnya banyak disini, liat aja nanti berapa cewek pulang nonton konser dia tanpa BH, gara-gara BH-nya dilemparin ke atas panggung." sahut temannya

"Hahaha, kacau ya."

Konserpun berjalan sukses dan meriah, semua penonton berteriak histeris dan senang.

Dio kini menjadi orang yang sangat sibuk, dia hanya menghabiskan beberapa jam saja di rumah.

"Kamu sekarang kurusan, dekil lagi, jangan terlalu sibuk sama kerjaan kamu, jaga kesehatan kamu." ucap mama Dio

"Iya ma, aku berangkat ya." Dio menjawab

Kadang Dio berpikir bahwa ia memang terlalu sibuk dengan kegiatannya ini, kadang ia tahu jika ia butuh istirahat namun tak dilakukanya. Ia hanya tidak mau waktu menjadi luang dan bayangan tentang hal yang lalu kembali datang. Dan jika bayangan itu datang, ia hanya mampu berkata dalam hati.

"Ayolah Dio, dia udah bahagia disana, dia udah bahagia sama orang yang dia pilih, Tuhan menciptakan mata di depan muka agar kita tak melihat kebelakang kan, iya kan ?"

Meski Dio sudah merelakan Rasti pergi, namun kadang Dio mengalami hal seperti dejavu, hal-hal indah bersama Rasti kadang sering melintasi pikiran Dio, kadang ada perasaan sayang dalam hatinya mengapa semua itu harus berujung. Yang membuat Dio takut melihat masa depannya, karena membayangkan masa lalu yang begitu indah baginya.

Esok hari, Dio selalu bertemu dengan esok hari, saat sore tiba, awan terlihat memerah, Dio sudah berada di tempat kerjanya, saat sedang melakukan browsing myspace ia "mampir" ke myspace Franz Ferdinand, dan terkejut saat melihat tulisan "We ever heard about indonesia, and we think it’s amazing to rock on their stage"

Hal pertama yang dipikirkan adalah mereka pasti datang ke indonesia, pasti. Hal itupun mulai dirapatkan dan kemudian menghasilkan keputusan untuk mendatangkan Franz Ferdinand. Yeah yeah yeahss !

Dan mereka pun akhirnya mau datang ke Indonesia. Dio mulai disibukan, 2 minggu untuk melakukan publikasi. Kali ini Dio sangat semangat, karena inilah yang ia tunggu-tunggu selama ini. Dan inilah hal yang dulu menyatukanya dengan.... Ya Rasti. Dio seminggu tak kuliah karena sangat sibuk dengan ini.

Publikasi selesai, besok mereka pentas.

On Stage.
"Good evening Jakarta" sambut sang vokalis. Panggung gemuruh saat mereka menyanyikan lagu "Do you wanna ?" mereka tanpa henti membuat panggung gemuruh, hingga pada akhirnya mereka membawakan lagu penutup mereka. "Tell her tonight"

I only watched her walk, but she saw it. Heard hear talk, but she saw it. Touched her hips but she saw it. Gonna have to tell her tonight.

Lagu yang terus Dio dengarkan saat ingin menyatakan cinta pada Rasti.

Acara pun selesai.
"Dioooo" sahut seorang wanita
"Dio, kamu nonton juga ?"
"Rasti...... Nggak nyangka kamu di sini ?”
"Nggak mungkin aku nggak nonton, kamu sendiri aja ?"
"Iya sendiri, aku kerja di sini, aku kerja di EO yang bikin acara ini, Wira mana ?"
"Waaahhh, hebat banget, kerja kamu bikin mimpi kamu jadi kenyataan ya, aku sendiri ke sini. Oh iya, aku belum minta maaf sama kamu."
"Kenapa sendiri ? Minta maaf apa ?"
"Wira nggak suka acara ini, aku mau minta maaf soal Wira."
"Hmmm, aku udah lupain ko."

"Ehh kamu bahagia kan, sama Wira ?"

Pertanyaan yang sungguh sangat bodoh, sangat bodoh, sangat bodoh. Rasti cerita soal Wira, dan Rasti cerita betapa bahagianya dia dengan Wira. Yap, Rasti tidak pernah bercerita, dan sekalinya bercerita, Rasti bercerita hal yang sesungguhnya tak ingin Dio dengar.

"Kamu dapet merchandise nggak dari FF ? Aku mau dong, kalo masih ada itu juga, hehe"

"Ehh ada kok, tapi nanti seminggu lagi baru jadi, nanti aku kasih ke kamu deh, aku mau ke sana dulu ya Ras, mau briefing."

"Ya udah aku juga mau pulang sekalian, jangan lupa ya merchandisenya."

Jika kita mau berusaha dan melakukanya dengan serius, Tuhan tidak hanya akan memberikan jalan, tapi juga akan menerangi jalan kita. Konser berjalan sukses. Suatu waktu kita pernah merasa bahwa apa yang kita inginkan itu tidak selalu apa yang kita butuhkan. Seperti pertemuanya dengan Rasti.

Dio sudah mendapatkan merchandise dari Franz Ferdinand, kaos bertuliskan "Tell her tonight". Dio sebenarnya tak ingin bertemu Rasti, tapi ia sudah janji. Dan mereka akan bertemu di alun-alun. Tidak untuk makan seafood, tapi hanya sekedar minum kopi dan memberikan merchandise itu.

"Dio, tumben kamu yang dateng duluan, maaf ya aku telat, jam pulang kerja sih." sapa Rasti

"Iya aku sekalian mau berangkat kerja juga, kebetulan kuliah pulang cepet." jawab Dio

"Ini merchandisenya kaos, mudah-mudahan ukuranya pas."

"Wah bagus banget, makasih ya Dio, kopinya aku yang traktir yah."

"Kamu belum pernah nih sebelumnya ngajak aku jalan sore-sore gini, kamu kan paling nggak kuat lihat langit senja yang jingga ini, katanya suka langsung pusing."

"Iya sih, ada beberapa hal yang bikin aku nggak suka sama rona senja, sebutanya rona senja ras..hehe"

"Oh, namanya rona senja ya ? Kenapa ya warna awanya itu jingga kalo sore, kamu tahu ?"

"Tahu, jadi gini. Di siang hari cahaya matahari yang warnanya putih itu melewati atmosfer, terus cahaya putih itu berhamburan jadi beberapa warna. Hijau, ungu, biru, merah, jingga dan kuning. Nah, warna hijau, ungu dan biru yang frekuensinya lebih banyak dari warna merah, jingga sama kuning berhamburan dan membentuk warna biru terang pada langit di siang hari. Nah apa yang terjadi pada langit di sore hari ? Warna-warna sisa yang tidak banyak terhambur pada siang hari seperti merah, jingga dan kuning terus bergerak lurus melewati atmosfer dan warna sisa itu membaur dan membuat awan berwarna kemerahan yang merupakan percampuran warna merah, kuning, dan jingga. Mereka sebut itu rona senja."

"Selalu ada hal yang bisa aku kagumi dari kamu, Dio." ucap Rasti

"Di bulan dan di planet yang tidak beratmosfer, cahaya matahari nggak dihamburkan, jadi langit akan selalu gelap walau disiang hari."

"Kamu tahu ini semua dari mana ? Tanya Rasti.

"Aku awalnya cuma pengen tahu rona senja, aku dapet di planetarium, prosesnya indah, tapi tetep aku nggak suka." jawab Dio

"Ehm, soal Wira, kamu baik baik aja kan sama dia ?"
Lagi lagi Dio mengulang pertanyaan bodoh ini, Dio sebenarnya tidak ingin terlalu peduli akan jawaban ini, tapi sore itu menjadi terasa panjang saat Rasti menceritakan sesuatu, tentang dia dan Wira. Rasti memang sangat mencintai Wira, dan mengenal Wira dengan baik, Rasti pikir bahwa ia tetap bisa meski Wira jauh. Wira kembali pergi ke tempat kerjanya yang dulu. Dio harus kembali karena di sana ia sangat dibutuhkan. Awalnya Rasti bisa, namun semakin lama ia semakin merasa tersiksa dalam keadaan yang ia setujui sendiri. Rasti gagal menjalin hubungan dengan wira.

Sambil mendengarkan cerita Rasti, Dio berkata dalam hatinya :

"Nggak ada Ras,nggak ada orang lain, cuma aku, cuma aku yang mau melakukan semua untuk kamu. Nggak ada orang lain yang merasakan hal yang aku rasain ke kamu. Cuma aku. Aku Ras, aku !"

Mereka mungkin sama-sama bicara dalam hati saat itu, mengingat mereka berdua cukup lama diam dan melamun. Namun apakah mereka memikirkan hal yang sama, tidak satupun mengetahuinya.

Dan pembicaraan berakhir, mereka kembali ke aktivitas masing-masing.

"Oh iya Ras, kamu suka Muse kan ?" tanya Dio
"Mmm suka bangeeet, ayo dong EO kamu suruh datengin mereka."
"Tiga minggu lagi Ras, mereka manggung disini, di alun-alun ini."
"Hah, kok kamu nggak bilang-bilang sih. Aku belum gajian, aduh nabung deh nabung."
"Kalo kamu mau aku dapet free pass sih."

Rasti menerima tawaran Dio dan mereka akan bersama-sama menoton Muse, di sana, di alun-alun.

3 minggu kemudian, di alun-alun.

"Come on Ras, our time is running out." seru Dio bergegas menuju panggung

Acara meriah dan cukup ramai, mereka berteriak dan melompat sepanjang pertunjukan.

"Seruuu bangeeet, Dio makasih ya udah ngajak akuu." Rasti berteriak larut akan lagu supermassive black hole.

"Aku seneng banget, seneng banget."
"Eh udah udah, hehe. Makan yuk."

Seafood. Baru kali ini dejavu terasa begitu menyenangkan.

"Udah lama ya kita nggak makan seafood, kangen nih."
"Emang kamu belom pernah makan seafood selama sama Wira ?"
"Kamu cumi saus padang kan ?" seraya Rasti mengalihkan pembicaraan.
"Dio, mmm, mungkin nggak sih kita kaya dulu lagi ?"

Malam yang begitu diam, tenang, sunyi. Dio tak menjawab apapun. Semua tahu bahwa belum ada yang berubah dari Dio, perasaanya tetap seperti dulu terhadap Rasti. Tapi Dio takut, takut tidak bisa menjaga semua, dan kembali menjadi korban patah hati, takut menjatuhkan diri pada kegalauan lainnya, takut menjadi orang bodoh yang kembali melakukan kesalahan besar, pada saat itu seharusnya Dio tahu mana yang lebih baik. Mereka tetap berjalan bersama, meski semua tak pasti. Tapi Rasti merasa nyaman. Mereka terus bersama dari konser ke konser lainnya.

Disaat mereka selesai menonton pertunjukan musik dari band Efek Rumah Kaca, Rasti menerima telepon yang membuatnya terdiam.

"Ditelepon sama Polisi ya Ras, ko langsung diem ? Hehe."
"Wira."

Dan kini mereka berdua diam. Wira datang kembali, kali ini serius.

Sampai di rumah, Dio mengurung dirinya di kamar. Marah, kesal, sedih, semua campur aduk. "Kenapa Tuhann, kenapaaaa ?" Dio terus melakukan protes dalam hatinya. "Nggak, cukup. Cukup waktu itu kamu menang, aku nggak akan ngerelain ini lagi. Nggak akan."

Dio mendapatkan nomor telepon Wira, dan mengajak bertemu dan bicara. Mereka bicara banyak hal, bahkan sampai pada hal terkecil. "Tapi kenapaaa, kenapa lo tinggalin Rasti lagi ? Nggak bisa, lo nggak bisa rebut rasti lagi dari gue. Nggak Wira, nggak ! Gue sayang sama dia, gue bisa jaga dia." Dio geram.

"Masalahnya nggak segampang itu Dio, lo nggak tahu apa yang sebenernya terjadi antara gue sama Rasti. Asal lo tau, gue ngelakuin semua ini demi dia." jawab Wira.
Mereka terus bicara, sangat sengit. Entah apa yang dikatakan Wira sehingga Dio berangsur tenang. Semesta pada saat itu menyaksikan Dio menangis.

Malam ini Dio bertemu Rasti, mereka akan bicara banyak hal, namun Dio tak akan membicarakan soal pertemuanya dengan Wira.

"Aku kemarin ketemu Wira" ucap Rasti
"Terus ?"
"Wira ngelamar aku, dan kalau aku menerimanya, Wira akan mengajaku tinggal di London." jawab Rasti
"Terus kamu gimana ?" lanjut Rasti
"Aku ?" jawab dio
"Iya kamu, kamu bisa melakukan sesuatu Dio, cuma kamu yang akan menjadi alasan." Rasti yang kesal pada Dio.
"Aku nggak bisa Ras, Wira lebih bisa bikin kamu bahagia dibanding aku."

Bulir air turun, Rasti menangis.

"Kamu ingat Ras, cerita aku tentang senja? Kamu seperti atmosfer yang melindungi bumi sebagai hidup kamu. Wira adalah biru, warna yang frekuensinya lebih tinggi dari yang lainya. Biru adalah simbol perasaan bersalah seperti yang dilakukan Wira. Dan aku, aku adalah merah, aku adalah jingga, aku adalah kuning. Yang akan terus melewati atmosfer (kamu) dan akan membentuk rona senja. Aku hanyalah sisa, sisa dari hidup kamu. Aku harusnya tahu ini dari awal, aku harusnya tahu semua telah berakhir di hari itu. Aku tidak akan pernah bisa menyempurnakan kamu. Wira bisa. Kamu adalah pagi dan siang bagi wira. Aku hanyalah senja, yang hanya datang beberapa saat." Dio murung

"Tapi kamu bisa merubah semuanya Dio !"

"Cukup Ras, aku pikir cukup sampai disini aja. Kamu tahu aku sayang banget sama kamu, kamu tahu cuma kamu, kamu ada dalam semua jalan hidup aku. Tapi aku akan sangat-sangat berterima kasih kalau kamu terima Wira dan biarin aku sendiri, lagi."

Dan Dio kembali terjatuh pada lubang yang sama, kembali melakukan kesalahan yang sama. Kesalahan yang seharusnya sudah ia sadari sejak lama. Yang seharusnya ia tahu bahwa sulit menyusun serpihan yang dulu. Semua tidak sama lagi.

"Selama matahari tetap bersinar. Senja akan selalu merona. Dan kini kamu tahu mengapa aku tidak suka senja walaupun prosesnya indah. Dan aku tinggalkan catatan ini untuk di ingat oleh pagi."


Ya, orang yang tidak terlalu bijak bilang "Tuhan menciptakan mata di depan wajah itu agar kita tidak selalu melihat ke belakang." meski kadang indah, namun masa lalu cukup untuk dijadikan referensi saja, kita lebih baik terus menatap ke depan. Hari esok itu misterius dan bahkan lebih indah dari masa lalu yang paling indah. Masa lalu yang indah hanya membuat kita takut untuk menghadap ke muka.

Jumat, 06 Agustus 2010

Cerpen : Terimakasih Pagi

Langit masih biru ketika si pria berjalan dengan mata basah dan pipi merah sembab. Terlihat lusuh dan lesu. Namun raut wajahnya masih dapat memberikan senyum dan tampak tenang. Meski semesta berkata “He wasn’t oke !”. Dia tidak begitu mahir dalam membohongi dirinya bahwa ia sedang bersedih. Tapi kali ini dia dapat membohongi semesta dan berkata “I’m doing fine” dan dia terus berjalan meski lunta. Seperti hendak terjatuh dan terus mencari pegangan.

Sebelumnya.

Dio adalah seorang pria muda dengan beberapa hal potensial yang melekat pada dirinya. Seorang yang ambisius. Dio mencintai seorang wanita yang sangat berbeda denganya. Rasti, wanita yang begitu realistis, kuat, dan kadang bersifat moody. Rasti selalu dapat menyadarkan Dio atas ambisinya yang “Invincible” itu. Rasti berperan sebagai “Quality control” bagi ambisi-ambisi Dio, sehingga dio pun dapat terus bermimpi dan berambisi dengan realistis.
Kisah mereka diawali saat mereka bertemu di bangku kuliah, mereka bertemu disuatu festival yang diadakan di kampus Dio. Saat itu Dio sangat dingin, saat berkenalanpun hanya beberapa patah kata dikeluarkanya, disaat Rasti bertanya, dio hanya berkata seadanya.
Rasti, yang sangat memiliki ketertarikan pada musik saat itu hanya dapat bertanya tentang festival itu pada Dio. Diopun sebenarnya memiliki kapasitas yang baik untuk menjelaskanya pada Rasti. Namun, Dio menganggap Rasti hanyalah wanita yang hanya ingin tahu yang sebenarnya dia sudah tahu, sehingga dia berpikir tidak harus memberitahunya lagi.



Rasti : “Band ini kok sepintas gue denger kaya Keane ya ?”
Dio : “Hah, ya enggalah jauh”
Rasti : “Eh eh engga deh, maksud gue tuh kaya Franz Ferdinand gitu, iya gak sih ?”
Dio : “He euh, lebih kesitu sih, itu tau”
Rasti : “Iya, gw suka franz Ferdinand soalnya, jadi keinget dengerin mereka”
Dio : “Hmm, lo suka Franz Ferdinand ? sama dong, suka sama Franz Ferdinand di album yang mana ?”


Pembicaraan terus berlanjut dan tanpa terasa sudah 4 jam dan acara selesai dan mereka hanya membicarakan Franz Ferdinand, suasana yang cukup hangat dimalam itu.
Dan pembicaraan terus dilanjutkan, mereka jadi sering bersama, mereka bicara soal banyak hal mulai dari Franz Ferdinand, Matt Helder, Inggris. Mereka sepakat dalam segala hal, kecuali tentang sudut pandang mereka tentang hidup.
Mereka sering baku hantam kata jika membahas tentang kehidupan. Mereka memiliki mimpi dan angan yang sama tentang hidup. Namun, Rasti selalu menyanggah pernyataan Dio yang sangat optimis namun terlalu general dan “gak mungkin”. Dio kadang kesal, namun dia butuh 5-10 menit berpikir untuk menyadari bahwa apa yang dikatakan Rasti adalah benar. Dan saat itu Dio sadar, bahwa Rastilah wanita yang selama ini ingin ia temui.
Suatu malam mereka berdua berjalan ke pusat kota sekedar untuk mencari makan malam, mereka menuju alun-alun dan makan sate sambil menikmati keberagaman kegiatan masyarakat kota dimalam hari.
Dio : “Tau gak sih, tempat ini adalah satu-satunya tempat paling jujur yang ada di kota ini”
Rasti : “Hmm, iya jujur banget, semua bebas berekspresi, liat tuh banci, mereka bisa segitu akrabnya sama anak jalanan, sama orang lain tanpa ngasih jarak, coba kalo di tempat yang lain, orang-orang itu sibuk menghindari banci dan membohongi diri karena takut di cap negatif oleh masyarakat karena gaul sama banci.”
Dio : “Hehehe, kritis”
Rasti : “Satenya pedes, hehehe”

Di ujung telepon.

Dio : “Ras, lagi dimana ?”
Rasti : “Di kantor, ada apa ?”
Dio : “Ke pasar festival yu, ada Mocca disana, kalo mau, pulang kerja gue jemput.”
Rasti : “Oh, oke deh, gimana kalo kita ketemu di sana aja, kantor gue kan deket dari sana.”
Dio : “Oke, ketemu di sana jam 7 yah.”
Rasti : “Oke.”

Pasar Festival

Dio : “Hei Ras, udah lama belom, gue kejebak macet.”
Rasti : “Gak kok, gue aja baru datang, udah kelewat satu lagu tuh.”
Dio : “Yaaah, gak apa-apa deh baru satu lagu.”

Kini hampir setiap hari mereka berkomunikasi, mereka sering beraktivitas bersama, diluar jam kerja Rasti dan jam kuliah Dio. Tak disangka orang sedingin Dio dapat begitu hangat pada Rasti. Dio menyadari hal ini, diapun sudah menyadari bahwa inilah waktunya, waktunya untuk hatinya berbicara lebih banyak.

Diujung Telepon.

Rasti : “Halo Dio, nanti malem ada acara ga ?”
Dio : “Eehh, ga ada, kenapa Ras ?”
Rasti : “Bisa jemput gue ga ? gue lembur hari ini, pulangnya malem banget.”
Dio : “Oh iya, bisa kok bisa, sekalian makan malem aja gimana ?”
Rasti : “Oke, nanti dihubungi lagi yah.”

Yap. Kebetulan inilah saatnya Dio untuk menyatakanya. Tidak ada alasan lagi untuk Dio membuang waktu dan membohongi diri bahwa Dio menginginkan sesuatu yang lebih dari sekedar keakraban pertemanan. Dio berharap dapat menemukan kata untuk diucapkan kepada Rasti.

Di warung seafood.

Rasti : “Eh, Dio. Kenapa sih kalo makan seafood pesenya cumi saus padang melulu ? emang ga bosen ?”
Dio : “Ehem, gak lah, seafood yang gue suka ya cuma cumi ini, jadi ya cuma ini yang gue pesen, konserfativ, hehe.”
Rasti : “Yaoloh, hehe.”
Dio : “Mmmmm, kenyang Ras, pedes euy.”
Rasti : "Ho'oh nih, enak tapi.”
Dio : “Ras, kita jalan ke Alun-alun dulu yuk, cari angin.”
Rasti : “Oke, dicari aja yah anginya, jangan dibawa pulang, hehe.”

Sambil berjalan di Alun-alun.

Dio : “Ras ?......”
Rasti : “Kenapa ?”
Dio : “Jhon Lennon itu orang yang prinsipil loh, tapi sifatnya yang sekeras batu karang itu, bisa gampang luluh sama Yoko Ono, dan akhirnya mereka jadi pasangan paling gila yang pernah gue tau.”
Rasti : “Iya, udah tau, lo kan sering cerita itu ke gue, malah kita udah nonton filmnya.”
Dio : “Ohh, emang iya yah ? hehehe.’
Rasti : “Iyaa, Dioooo.”
Dio : “Ada sih yang lo belom tau, dan mesti gue kasih tau.”
Rasti : “Apa tuh ?”
Dio : “I LOVE YOU.”
Rasti : “-------------------“
Dio : “Ada gak sih yang gue belom tau dari lo, Ras ?”
Rasti : “I LOVE YOU TOO.”

Kadang proses yang rumit hanya menghasilkan hasil yang simple, mereka jadian.

Sejak itu tidak ada lagi, keakraban pertemanan diantara mereka. “It’s been left and the wall was breaking”. Mereka jadi lebih intim dalam mendiskusikan sesuatu, lebih terbuka tanpa harus takut salah ucap.

Di Alun-alun.

Rasti : “Film Knowing yang kemarin kita tonton cukup mengharukan ya, deeply touch.”
Dio : “Iya, Nicholas Cage did it perfect.”
Rasti : “Jadi inget papa di rumah, haha”
Dio : “Aku lebih suka Mel Gibson tapi.”
Rasti : “Iya, dia juga keren, jadi inget film The Patriot. Ada adegan saat Mel Gibson bilang gini
–ini adalah Bintang Utara, dia tidak pernah beranjak dari tempatnya, apapun yang terjadi, nelayan sering menjadikanya patokan untuk menentukan arah angin disaat mereka pulang melaut-.”
Dio : “Aku lihat Bintang Utara, di depan mata aku, sekarang. Dan dia juga gak pernah beranjak dari tempatnya. Dia terus menerangi jalan aku disetiap awal yang ingin aku mulai.”

They Kissed.

Dua setengah bulan mereka telah menjalani hubungan pacaran, tanpa ada hambatan yang berarti. Namun Dio lupa sesuatu, dia tidak mengetahui Rasti lebih dalam. Selama ini Rasti hanyalah pendengar yang baik dalam mendengarkan cerita-cerita dio. Rasti bukan pencerita yang ulung.
Rasti adalah orang yang cukup misterius dan Dio tidak menyadari itu, selama ini Dio merasa nyaman karena Rasti selalu mau mendengarkan ceritanya, tanpa berpikir bahwa kadang-kadang dia butuh tau tentang Rasti.

Sebelumnya di warung seafood pinggir jalan.

“It’s cumi saus padang time.” Seru Dio
Dio : “Bang, cumi saus padang satu, cah kangkung satu, kamu apa Ras ?”
Rasti : “Aku mau udang saus tiram.”
Abang seafood : “Maaf mas, cuminya habis, mungkin bisa pesan yang lain ?”
Dio : “Yaaahhh, ayam deh.”
Abang seafood : “Habis juga mas, tinggal udang saja.”
Rasti : “-------------------------------“
Dio : “Yah, kita gak jadi order deh mas, kita cari tempat lain aja deh.”
Abang seafood : “Mmm baik, terima kasih mas.”

Merekapun pergi keluar tempat itu, padahal Rasti sudah sangat lapar dan lelah setelah pulang kerja. Dan Rastipun sudah cukup lelah untuk mencari tempat makan lainya.

Rasti : “Aku lapar tau, aku udah ga kuat nih.”
Dio : “Sabar yah, kita cari tempat seafood yang lain.”

Setelah 30 menit berputar-putar, mereka tidak menemukan warung seafood yang dicari.

Dio : “Yah, ini warung seafood pada kemana yah, kok tumben pada gak ada, kita makan yang lain aja gimana ? (selain seafood).”
Rasti : “Kenapa kita gak balik ke tempat tadi aja ? Kamu kan bisa cari makan di tempat sebelahnya”
Dio : “Ah, gak deh, kita makan sate aja yuk, tuh ada.”
Rasti : “Gak usah deh, anter aku pulang aja, aku makan di rumah aja.” Rasti kesal.
Dio : “------------------------“

Dio mengantar Rasti pulang ke rumah, Rasti tetap kesal, dan mereka sampai.

Dio : “Maafin aku Ras.”
Rasti : “Ya udah kamu pulang aja, jangan tidur malam-malam.”

Setelah itu mereka sedikit merenggang, intensitas komunikasi diantara mereka sedikit berkurang. Dio mulai sibuk karena sudah memasuki masa ujian di kampus, sedangkan Rasti juga sibuk dengan pekerjaanya. Mereka hanya dapat berkomunikasi melalui pesan singkat.
Hingga pada akhirnya semesta bekerja sama mempertemukan kembali Rasti dengan seseorang yang pernah sangat berarti baginya dimasa lalu. Hanya karena sesuatu hal yang menyebabkan mereka harus berpisah. Dia bertemu denga Wira.
Mereka dipertemukan disebuah cafe dimana Rasti sedang melepas lelah sendiri seusai pulang kantor dan menunggu dijemput pulang oleh adiknya, sedangkan Wira sedang menghadiri acara ulang tahun temanya di tempat yang sama.

Wira : “Rasti……kan ?”
Rasti : “Wiraaa, kamu ?” Rasti shock.
Sempat hening.
Wira : “Gimana kabarmu Ras ?”
Rasti : “Aku mimpi gak sih ?................ Kamu tanya seolah semuanya baik-baik aja ya ! Kamu kemana, pergi gitu aja, sekarang udah lama pergi, sekalinnya ketemu seolah gak ada apa-apa."
Wira : “Mmm, sebelumnya maafin aku Ras, waktu itu keadaanya begitu mendadak dan memaksa aku untuk pergi.”
Rasti : “Kan bisa telepon, sms, atau apa gitu.”

Wira adalah pacar Rasti sebelum berpacaran dengan Dio, mereka berpisah tanpa sepatah kata terucap, Wira pergi begitu saja meninggalkan Rasti, sebelumnya mereka berpacaran begitu lama, bahkan yang terlama dari yang pernah mereka alami. Di Café itu Wira bercerita tentang kepergianya, saat itu Wira terpaksa pergi meninggalkan Rasti dikarenakan wira harus menggantikan posisi ayahnya yang bekerja disebuah daerah terluar di Indonesia sebagai konsultan perminyakan, Wira terpaksa menggantikan posisi ayahnya yang sakit keras, Wira juga seorang sarjana perminyakan, dan Wira sebagai anak tertua mau tidak mau harus melanjutkan pekerjaan ayahnya. Dan kini ia telah selesai dan kembali ke kota kelahiranya.
Begitulah cerita bergulir tanpa sadar mereka sudah 3 jam mengobrol. Banyak hal dibicarakan, termasuk mengenang hal-hal indah yang pernah mereka alami semasa dulu.
Pertemuan ini membuat mereka semakin dekat dan hangat kembali, Wira seperti mengisi kekosongan yang sementara ditinggal Dio. Kini Wira dan Rasti sering menghabiskan waktu bersama, Rasti semakin sulit dihubungi oleh Dio, Dio sebentar lagi akan menyelesaikan ujianya.
Sementara itu Wira ternyata masih memendam dan menyimpan perasaanya semua untuk Rasti, Rastipun begitu namun mereka tidak saling menunjukan.

Wira : “Aku masih pake belt yang kamu kasih sampai sekarang, Ras.”
Rasti : “Hah ? kok masih dipake, udah jelek gitu beltnya, udah harus ganti tuh.”
Setengah terkaget, namun Rasti tersenyum.
Wira : “Aku cuma gak mau menghilangkan sedikitpun jejak yang pernah kamu tinggalin Ras, karena kita belum berakhir kan ?
Rasti : “………..”
Wira : “Aku udah selesai Ras, aku gak akan pergi lagi, aku aka ada disini untuk kamu selamanya.”

Ya, walaupun Rasti hanya bisa terdiam, tidak berarti segampang itu, dan sesimple itu, mungkin akan mudah jika saat ini Rasti sedang sendiri, tapi saat ini Rasti milik Dio.
Rasti tidak tahu harus bagaimana, namun dapat diakui Wira adalah sosok yang Rasti inginkan, dan belum ada yang dapat menggantikanya, bahkan Dio sekalipun. Dio sosok seorang lelaki dewasa yang dapat membuat Rasti semangat, dan Wira adalah panutan bagi Rasti. Sedangkan Dio, Dio itu pintar, Dio seorang pencinta yang baik, namun selama berhubungan dengan Dio, Rasti merasa sedang berkompetisi dengan Dio. Dan kadang Dio selalu merasa semua baik-baik saja padahal itu karena Rasti terpaksa selalu mengalah.
Entah apa yang dipikirkan Rasti saat itu, Rasti hanya mengangguk dan itu mengartikan “iya” pada Wira.

Rasti menelepon Dio.

Rasti : “Halo……. Kamu lagi dimana sekarang ?”
Dio : “Eh, aku baru pulang nih akhirnya ujian aku selesai juga.”
Rasti : “Mudah-mudahan hasilnya bagus yah, ketemu yuk besok.”
Dio : “Baru aku mau bilang, ya udah besok kita ketemu yah.”

Seperti biasa, mereka bertemu di alun-alun tempat favorit mereka. Dio banyak bercerita tentang ujianya kepada Rasti. Rasti kurang menanggapi apa yang dibicarakan Dio. Dan malam terlewatkan begitu saja. Dio sedikit merasa aneh dengan sikap Rasti itu. Tapi dia menganggap biasa saja, Dio berpikir itu wajar saja karena mereka cukup lama tidak bertemu.

Suatu hari Dio pergi ke rumah Rasti, Rasti tidak ada di rumah, Dio hanya mengobrol dengan ibunya, Dio terkaget saat ibu Rasti membicarakan soal Wira.

Akhirnya hasil ujian Dio sudah bisa dilihat hasilnya. Bagus, Dio ingin memberikan kejutan pada Rasti. Dio pergi ke rumah Rasti tanpa memberitahukanya terlebih dahulu.
Di malam itu hujan yang turun cukup deras, namun Dio tetap melewati hujan itu. Hasil ujian Dio tetap dilindungi dibalik jaketnya.
Dio sumringah saat itu, dan ketika ia berada di tikungan gang terakhir menuju rumah Rasti yang sudah terlihat. Kejutan untuk Dio, Dio melihat Rasti tapi ia tidak sendiri, ada pria di hadapanya. Mereka saling menatap penuh arti. Pria itu lalu memeluk Rasti dan kemudian mengecup keningnya, Rasti terlihat sangat bahagia dalam tatapanya itu.
Tidak ada lagi yang dapat dilakukan Dio saat itu, yang diceritakan ibu Rasti ternyata benar. Dio memilih untuk langsung pulang, memendam rasa sakit yang cukup dalam, tiap butir air hujan yang mengenai tubuhnya terasa seperti belati yang seakan menusuk dan sambil menertawainya.
Dio sampai di rumah dengan sangat murung tatapanya begitu kosong ruang kamarnya yang berada di lantai 2 terasa begitu sempit.
Lalu dia membuka pintu kamarnya untuk kemudian setengah tubuhnya dihadapkan terlentang ke beranda luar dan menatap ke langit. Entah mengapa saat itu Dio tidak dapat mengatakan sepatah katapun. Diopun tertidur malam itu.
Ditengah malam dia terbangun, dengan kondisi masih basah kuyup, entah mengapa Dio tidak ingin sama sekali beranjak dari tempatnya berbaring, melamun, murung, melankolis, kosong.
Sementara itu dia kembali pada ingatanya, saat-saat dimana Rasti kembali membangkitkan gairah hidupnya, mewarnai hari-harinya, terlihat saat dimana mereka berjalan di alun-alun kota, bercerita, berburu seafood. Saat dimana Rasti hanya sempat bercerita tentang bintang utara.
Tapi semua seperti sudah berakhir beberapa jam lalu, kadang Dio berpikir, bahwa kebahagiaan dan kesedihan datang dalam waktu yang hampir bersamaan. “Mau gimana lagi” bisik hati Dio.
Mungkin salah Dio yang selama ini selalu melewatkan waktu dimana harusnya Rasti bercerita, yang dia tahu hanyalah Rasti mencintainya dengan filosofi Bintang Utara.
Mungkin bukan saatnya untuk Dio dan Rasti bersama.
Atau mungkin Bintang Utara sudah tidak lagi terlihat.
Dio kembali tertidur.
Di pagi hari, Dio terbangun dia terbangunkan oleh cahaya matahari pagi, pagi yang begitu cerah, hangat, semesta kembali menyapa Dio dari dinginya malam kemarin. sekarang Dio mengerti mengapa banyak orang begitu menantikan pagi, semesta masih punya tempat untuk memberikan kehangatan bagaimanapun keadaan kita, dimanapun kita. Pagi sudah menyadarkan Dio dari malam yang baru saja dilewatinya, Dio dapat mengerti mengapa Rasti memilih untuk pergi, Dio dapat mengerti bahwa dirinyalah yang harus pergi.
Dan Rasti.
Dia tetap menjadi Bintang Utara bagi Dio, dia tetap menunjukan sinarnya pada Dio, dan menunjukan kemana Dio harus pergi, Bintang itu telah menunjukan Dioarah untuk pergi.
Dio Tersenyum.

Kamis, 15 Juli 2010

something new

hhhuuuuuuuuuaaaaaaaahhhhh semester empat seleai dengan cukup memuaskan IP gw naik euy, lumayan lah buat bikin papa-mama seneng ngeliat hasilnya.

Apa aja yah yang udah gw lakuin selama satu semester ini ? ga ngapa-ngpain sih cuma kuliah doang..hhhee sekarang gw baru punya waktu luang untuk menulis seuatu di tempat ini, banyak banget sih yang gw pikirin mulai dari hal-hal yang bikin gregetan sampe hal yang bikin gw cekikikan..hihihi

Musim terus berganti (di indonesia ga jelas), hari juga berganti, malam berlalu begitu cepat.. aneh ya ? iye gw juga ngerasa aneh, gw ga bisa ngegambarin sesuatu yang (biasa) berubah secara natural. yup, everybody is changing and i dont feel the same, gw ga ngerasain ada yang berubah dalam proses yang gw jalanin selama satu semester ini tapi gw lebih ngerasain ada yang berubah di hasil akhir. hasil akhir yang sampe sekarang belum menghasilkan ending yang bikin kita lega.

Ah gw bener-bener butuh seuatu yang baru, pemikiran baru, pengalaman baru akan suatu hal. belakangan semua terasa sangat membosankan. semua terlihat sama, antara problem dan pmcahanya pun dngan cara yang sama, saya cukup jenuh dalam hal ini.

Ada sih bberapa orang yang mmiliki ide-ide baru, atau mau lbih terbuka menerima pemikiran yang gw ungkapin, tapi masih terbatas mereka memberi gw ruang untuk mengutarakan ide-ide gw, ada yang bilang konyol lah, ada yang bilang danger lah, tapi yang penting mereka udah mau terbuka dengr gw ngoceh..hhehe

Ada juga sih satu orang yang bikin gw penasarn banget, soal apa yang ada dan dia pikirin, orangnya cukup pintar makanya gw ngarepnya dia bisa menjelaskan semua dengan cukup jelas, tapi sampe sekarang udah 2x ngajak ketemu gagal mulu,.

Nanti gw posting lagi setelah berhasil sharing sama dia ya, mudah-mudahan bisa sambil posting fotonya disini.

Kita mau share sambil ngopi bareng.

Senin, 28 Juni 2010

why do i feel so alone ?

kemarin fb gw di blokir, ga bisa dibuka sementara, ada yang ngelaporin pengaduan gitu ke fb denganb berbagai laporan, tapi akhirnya bisa dibuka lagi, itu cuma sementara. gw heran deh ada aja gitu yang ga suka sama gw, temen fb gw aja ga seberapa tapi dimusuhin ada aja. gw udah ngerti kok sama apa yang gw tulis juga semua konsekuensinya.

Temen gw pernah bilang supaya gw jangan terlalu ekstrim kalo nulis sesuatu apalagi kalo tulisan itu di publikasiin, kalo sampe kenapa-kenapa kita ga bisa berbuat apa-apa, kita bukan siapa-siapa. Gw sadar gw terlalu sering nyanyi, terlalu sering bikin kuping mereka pengang, mereka ga perduli lagunya, mereka terganggu sama liriknya.

Dan akhirnya gw sadar semakin sering gw nyanyi semakin banyak musuhnya, dan gw sadar kenapa sekarang gw ngerasa begitu kesepian.

laporan semester ini

Siang siang kembali lagi gw menulis. Apa kabar semua ? haha seolah blog ini dibaca ratusan orang aja. well gw sekarang lagi di sebuah warnet yang cukup cozzy buat nilis sesuatu.

kebingungan buat ngapa-ngapain nih, gw terpenjara sama tugas kuliah selama satu semester ini setiap minggu selalu dapet tugas, alhasil semua tugas gw kerjain, tapi masing-masing memiliki prioritas, di salah satu mata kuliah gw fokusin supaya dapet nilai A, untuk menutupi mata kuliah lainya yang gw ramalkan kemungkinan bakal dapet nilai C atau mungkin D.

Minggu, 23 Mei 2010

sindrom anak pertama

bebanya kerasa banget jadi anak pertama. semua harapan di bebankan di pundak anak pertama. segala ekspektasi yang besar. semua angan yang belum tercapai di harapkan dapat dicapai si anak pertama.

namun untuk menuju kesana perjuangan terasa begitu berat, selain harus berjuang untuk diri gue sendiri. gue juga harus bisa menjadi contoh buat adik gue. jangan sekalipun gue melakukan kesalahan karna kelak adik gue akan mencontohnya.

di umur 19 apa yang sudah gw lakukan untuk keluarga ? GAK ADA ! NOL BESAR ! gue cuma berharap mereka dapat terus bersabar dan terus bersabar menunggu gue. proses yang gue jalanin ini sangat panjang dan terkadang melelahkan.

dan buat si dia juga, sampai kapan ya dia sabar menghadapi gue yang 'gini-gini aja'. ah tapi gue yakin aja dia sabar ko. tapi dia pantas bahagia ! dan gue yang pantas ada di posisi sebagai ORANG YANG BISA MEMBAHAGIAKAN KELUARGA DAN DIA !

Jumat, 30 April 2010

SEHARI BARENG PAPA (PAK UDIN)

Hahahaha.. intro yang tepat untuk menggambarkan hari ini. seharian menemani Papa yang bener-bener aneh, si papa minta di anter ke warnet. cuma untuk main SOLITAIRE.Tadinya mau gw temenin tapi dia minta di tinggal, gw khawatir, gw cemas, tapi tetep gw tinggal. Masalahnya selam ini si papa cuma bisa pake Mesin Tik tuanya itu, selama ini semua dikerjain pake itu, mulai dari ngetik berkas, nyusun laporan dan lainya. Alasan kenapa dia enggan pake komputer dan sebagainya adalah "MESIN TIK LEBIH PUNYA POWER, sekali kita ngetik inspirasi akan terus mengalir, kita seperti sedang sakau akan ngetik. Suara dari ketikanya seperti alunan mozzart yang membuat hati teduh, kemudian saat suara TING, du ujung ketikan sama seperti suara yang dihasilkan Beethoven yang membuat kita ingin cepat-cepat membuat spasi baru." Papa sotoy. sama aja kaya gw, sotoy.

Waktu itu gw sempet kasih dia buat ngetik di Laptop, dan apa yang terjadi ? Dia anggap laptop itu mesin tik kesayanganya dia, dia ngetik dengan kekuatan penuh yang membuat yang punya laptop berteriak dalam hati "BALIKIN LAPTOP GW BALIKIN LAPTOP GW ! PLEASEEE GW GA RELAAAA LAPTOP GW DITONJOK TONJOK KAYA GITU." ya gw cuma bisa nahan dia sama kaya adegan film, dimana seorang ibu ingin menolong anaknya yang terjebak dalam rumah saat kebakaran.


Dan anehnya si papa dengan santai tanya dimana letak huruf Z, katanya huruf Z-nya ilang. Padahal yang gw tahu sistem QWERTY di laptop sama deh kaya di mesin Tik. haha

Setelah Puas main SOLITAIRE selama 5 jam, dia gw jemput, dan kita pergi buat beli makan malam, "papa pengen Sate ziz" katanya Ok kita beli sate. Papa gw ini oranganya usil, di tempat tukang sate dia tanya ke tukang sate " ko ga pake baju madura mas ?" Masnya jawab "engga pak". Papa gw tanya lagi "loh itu di depan tulisanya sate madura ?". si abang tukang sate bilang lagi "iya kami orang sunda pak."
yah namanya jaksa, hal ini ga dibiarin sama dia, meskipun dalam nada becanda dia bilang "wah ga bisa, ini namanya pemipuan, kamu mau saya tuntut pasal 378 ? kalo ga mau tambahin 5 tusuk lagi tapi, GRATISS".
dan si abang sate nurut. sableng lo beh !

Waktu itu juga kita pernah makan pecel bareng, dan pada saat ditanya mau minum apa, dia jawab "SAYA PESEN TEH MANDI". lagi lagi tukang makanan di buat bingung, "teh mandi itu apa yah ?" dia jawab TEH MANIS DINGIN.hahahaha. dan saat selesai makan tukang pecel itupun menghitung, dan lagi lagi si papa berulah, saat si tukang pecel lupa apa saja yang sudah dipesan."okeh, pecel ayam dua, nasi dua, trus apa tuh namanya ?" di jawab si papa. "loh loh loh saya ga pesen makanan APA TUH NAMANYA ?". bukan pak saya lupa, heheh"kata tukang pecel. Papa jawab "gimana sih, tiap hari jualan ko lupa, hahaha".

HHHaaahhhhhh, si papa itu yah, emang aneh banget, TROUBLE MAKER, sekarang gw ngerti kenapa gw di kasih nama TARIKH AZIZ, alasanya konyol, kaya orangnya.haha

Dear Father, I LOVE YOU...........

Selasa, 27 April 2010

kegiatan baru

Kali ini gw mending bikin cerita buat orang lain. atau tentang orang lain aja deh, cerita gw kadang ga di baca atau di denger. Kalo bikin cerita orang kan paling ga orang itu bisa baca dan menapresiasikanya. Dan disitu gw juga bisa, mengerti posisi orang lain seperti apa saat mengadapi suatu permasalahan, dan juga bisa mengambil pelajaran dari pengalaman mereka yang siapa tahu ada hikmahnya buat gw.

Minggu, 25 April 2010

BALSEM ITU UNTUK KAKI YANG TERKILIR, BUKAN KAKI YANG PATAH.

Seneng banget, seneng rasanya kalo ngerasain hal ini, ngerasain ke GRan, semua yang di pikirin selalu positif, jauh jauh deh yang negatif, bawaanya pengen senyum-senyua aja, ga pernah cemberut.

Ke GRan gw analogikan sebagai balsem, iya balsem. Knp ? Ya begitulah .

Saat kita terjatuh, dan kaki kita terkilir, kita akan mengolesinya dengan balsem, dan kemudian kita merasa lebih baik. Tapi keesokan harinya balsem itu akan dirasa tidak berguna saat kita mengetahui bahwa kaki kita tidak hanya terkilir, melainkan patah.

GR tidak selalu baik, GR akan menjadi tidak baik saat kita salah mengartikan bahwa kaki kita itu sebenarnya patah, dan bukan terkilir. Kaki yang patah tidak akan sembuh jika hanya di olesi balsem saja.

Ada cara dimana GR itu akan menjadi obat yang mujarap untuk hati kita. Yaitu kita harus bisa tepat mengartikan apa permasalahnya, terkilir kah ? Atau patah ? Jika kita sudah tahu itu dapat disimpulkan bahwa GR adalah perasaan yang menyenangkan.

Jadi tempatkanlah GR pada posisinya .

Kamis, 22 April 2010

BUAT LO TOY !

Buat lo ya ! Iya elo, siapa lagi emang hah ? Jangan perkeruh suasana deh, bilang ke orang orang kalo gw ngerebut cewe lo !

Denger ya, cowo itu pergi ke gunung tertinggi, laut terdalam buat cewe ! Lo ngapain aja ? Lo cuma bisa diem pendem perasaan lo ! Buat nyatain aja lo ga berani, lebih milih nikmatin sendiri, egois namanya. Waktu itu apa salah gw deketin dia hah ? Kalo gw tau lo suka gw juga ga bakal deketin dia, lo sahabat gw, ngerti lo !

Sekarang lo ngejauhin gw, ga cukup ? Pake ngusik ketenangan gw sama hidup gw yang baru, ngejelek-jelekin gw tukang rebut cewe orang !

Satu ya, yang lo harus inget, SAAT ITU LO BUKAN SIAPA SIAPA DIA, DAN GW GA NGERASA NGEREBUT SIAPA SIAPA. NGERTI !

Rabu, 21 April 2010

kami ingkari

Hari ini. Hari dimana semua ditentukan. Semua mimpi yang sudah saya bangun, semua hal yang membuat saya bisa lebih hidup. Semua alasan yang menjawab segala pertanyaan yang melelahkan.

Saya disini, kami begitu berbeda, dan saya baru menyadari ini. Ternyata kami beda dalam banyak hal. Saya mengingkari apa yang dia percaya, dan dia juga sebaliknya. Dia bilang kita tidak selamanya harus lihat kebawah hidup di jalanan, dia bilang itu tidak baik untuk kita sebagai generasi penerus. Padahal saya tidak menjatuhkan diri saya ke situ, saya hanya melibatkan hati saya pada mereka, untuk istrospeksi bahwa ada orang orang yang tidak lebih beruntung dari kita. Dan dia mengingkari kegiatan saya ini.

Sementara itu saya juga mengingkari kegiatan dia yang selalu mencari kesenangan untuk dirinya sendiri, padahal dirinya selalu beruntung, paling tidak. Teman barunya itu, saya mengenalnya, cukup. Yang saya tahu mereka hanyalah sekumpulan makhluk hedonis, sudah lama saya menceritakan hal itu padanya, tapi ternyata dia lebih nyaman in-group dengan mereka.

Wanita, mudah sekali merasa jenuh, dan jika mereka sudah merasakan itu, tidak lama lagi mereka akan memutuskan hubunganya dengan pasangan yang dianggap menjenuhkan. Dan sebenarnya mereka sudah menyiapkan pengganti pasanganya itu, bisa dilihat saat saat wanita tidak lagi respect pada pasanganya, menjauhkan diri, menyibukan diri, dan sudah tidak peduli lagi dengan cerita-cerita pasanganya. Membuat pasanganya gelisah, merasa 'dicuekin', dan membuat pria tidak nyaman, dan akhirnya si pria emosi dan memutuskan hubungan ! ini cara agar si wanita tidak ada di posisi yang bersalah, cukup bersih bukan ?

Saya ada di posisi pria tersebut, tanpa disadari ini membuat saya menyesal, dia menyebutkan segala kesalahan saya selama ini -telat-. sebelumnya dia tidak pernah, dan saya ingin kembali, tapi telat juga, dia sudah mendapat pengganti saya.

saya berjanji untuk menemuinya hari ini di rumahnya, untuk membicarakan begitu semrawutnya komunikasi selama ini, selalu terjadi kesalahpahaman. dan dia bilang 'gue ga mau lo ke rumah gw' dan saya jawab 'ga usah di jawab sekarang, kalo ga mau lo tinggal keluar dari rumah lo buat ngehindarin gw'.
sekarang saya bingung, apa saya harus tetap mengejar atau haruskah menyerah ?



Dan pada akhirnya saya menyadari, perbedaan kami begitu besar, kami sama-sama mengingkari apa yang lawan kami yakini.

Senin, 19 April 2010

mengapa saya menulis seperti ini.

mengitari semua pusat keramaian. rumah saya di tangerang, salah satu pusat perbelanjaan, saya menyelusuri tempat itu, entah mengapa saya selalu merasa seperti ini. saat di luar saya menyisir tempat itu, saya melihat seorang ibu tertidur lelap bersama anaknya yang masih berusia 3 tahunan dan masih dalam keadaan menyusui, mungkin ibu itu hanya bisa memberi makan anaknya dengan ASI. IBU, dimanapun semua sama, jika bisa tidak hanya ASI, dagingpun akan di beri -jika bisa- . itu terjadi di tempat parkir motor .


sementara itu saya memasuki pusat perbelanjaan tersebut, ironi. hati saya sakit, setelah melihat mereka, kaum elit borjuis bersuka cita, membuang apa yang mereka sebut dengan kejenuhan. tidak lebih dari 100 meter posisi mereka. kaum elit borjuis itu sudah mati rasa.

saya juga pernah melihat pengemis di depan istana negara mencari makan dari sisa-sisa pendemo. sementara di dalamnya para birokrat sedang rapat dan dihidangkan minuman seharga 7 hari makan si pengemis, dan mereka hanya minum seteguk, setelah itu air di buang .

kalian anak muda, seperti saya, saya juga bicara pada diri saya sendiri.

JIKA KALIAN SUDAH TAHU BAGAIMANA CARA MEMBUANG UANG. SUDAH SEPANTASNYA JUGA KALIAN TAHU BAGAIMANA CARANYA MENCARI UANG. BELAJARLAH DARI IBU DI PARKIRAN DAN PENGEMIS DI ISTANA NEGARA.

DAN JIKA KALIAN HANYA TAHU BAGAIMANA CARA MEMBUANGNYA. SUNGGUH SEBENARNYA KALIAN TELAH MERUGI.

oh iya, saya menulis ini sendiri di monas.

menghirup udara bebas di jakarta sama saja membuang 30 hari jatah nyawa saya dari 70 tahun yang tuhan berikan.

jadi saya tidak akan berlama-lama menulis ini.

see ya guys .

pagi hari ini

gw menemukan sebuah lirik yang bunyinya .


“KURASAKAN INDAHNYA DUNIA. TERANGNYA PAGI. KUBERNYANYI DAN INGAT SEMUA. SAAT KAU DISINI . TAKKAN PERNAH BISA AKU MELUPAKAN YANG TAK TERLUPAKAN.”

Minggu, 18 April 2010

PESIMIS DAN MURUNG .

semakin kesini saya semakin sadar. tidak ada tempat untuk pribadi seperti saya di hati siapapun. Pribadi saya yang meledak-ledak, militan, dan berpegang teguh pada pendirian saya ini sulit di terima orang lain. saya ingin sekali diterima di tempat ini tapi saya merasa ada yang salah di tempat ini. sakit. saya berusaha keras untuk menggapainya, tapi saat saya mencoba untuk membuktikanya, saya merasa tak seorangpun mau mendengar saya. saya pesimis. saya memang tak pantas buat siapa-siapa. mereka terus dan terus membuat saya terbang rendah, sanggupkah aku untuk terus terbang ? mewarnai bumi yang terus di isi oleh kemunafikan mereka. saya ingin bertanya apa salah merasa beda ? apa saya salah mengingkari apa yang mereka percaya ? JANGAN MENJADIKAN SAYA SEPERTI KALIAN ! karena sedikitpun saya tidak simpati. kalian yang buat saya mati rasa ! sampai kapanpun saya akan terus berkicau tanpa perduli apa kalian suka. ini yang terus menurus menggerus hati saya untuk terus berada di jalur ini. dan andai ada dari kalian yang mengenal saya, hanya sedikit mungkin. saya ingin kalian mengerti saya, saya sedang murung, kegagalan demi kegagalan terus datang, hilangnya kepercayaan dari sang terkasih, saya sedih. tidak ada yang dapat mengerti saya. saya merasa terkucilkan di dunia ini, tapi saya tidak pernah menyesali ini, sungguh puitis ada di posisi saya, dan saya menikmatinya, karena penyesalan itu tidak seharusnya ada dalam hidup saya.

saya murung . saya pesimis . butuh pegangan untuk tetap bertahan .

Senin, 12 April 2010

SAYA BERNYANYI UNTUK SUSNO DUADJI


 Green day - She's a Rebel

He's a rebel
He's a saint
He's salt of the earth
And she's dangerous

He's a rebel
Vigilante
Missing link on the brink
Of destruction

Dia adalah pemberontak, Dia adalah garam di bumi, garam di tubuh POLRI, tanpa Dia mungkin orang awam hanya tau POLRI hanyalah lembaga yang sering melakukan korupsi "di pinggir jalan". Saya setuju dengan pernyataan Kompolnas bahwa 25 tahun yang akan datang kita tidak akan menemukan orang seperti Dia di tubuh POLRI. Benar, dialah orang yang berani membuka semua tabir-borok menjijikan di institusi yang membesarkan namanya itu. DIA BERBAHAYA, paling tidak untuk orang-orang yang yang sekarang sedang "masuk angin" terhadap laporan-laporanya itu. Dialah yang membuat "menggarami" POLRI, sehingga institusi ini ada rasanya, dan menjadikan POLRI menjadi institusi "Mahal" tidak selalu "Hambar".

Dia adalah anak nakal dalam keluarga POLRI, anak nakal yang tidak diberi tempat untuk tinggal di rumah hanya karena membeberkan kejahatan "adik-adiknya" yang selama ini bertingkah bagai malaikat, tapi nekat. Lihat saja mereka yang telah dilaporkan sekarang, mulut bungkam karena aib terkuak, pasang senyum tapi merasa muak. Dan orang yang mengaku Ayah POLRI pun menutup mata akan hal ini, Dia tetap tidak diberi tempat tinggal. Anda lebih baik mundur saja ! 

He's the symbol
of resistance
and He's holding on my
heart like a hand grenade

Is He dreaming
what I'm thinking
Is He the mother of all bombs
gonna detonate

Dia adalah simbol dari perlawanan, memegang teguh pada keyakinan hatinya, tanpa peduli citra, tanpa harus mengerti kode etik, Ya, karena Dia adalah anak nakal. When All they say the rules, He say Fucking rules. Dalam hal ini saya tidak menaggap Dia suci, Dia hanyalah anak nakal yang membutuhkan kebijaksanaan dari Ayahnya agar diperlakukan sama. Tanpa harus memasang muka dua. Apakah Dia memimpikan apa yang saya impikan ? Saat ini saya yakin begitu. Dia menjadi induk dari bom bunuh diri yang akan meledakan rumahnya sendiri."untuk membunuh tikus yang bersembunyi di tumpukan jerami, kita tidak perlu mencarinya, bakar saja perkebunanya". Jika kita bicara hal yang dituduhkan kepadanya tentang pelanggaran kode etik, lalu apakah penangkapanya di bandara itu beretika ? 

He sings the revolution
the dawning of our lives
He brings this liberation
that I just can't define
nothing comes to mind

Dia menyanyikan revolusi, dan membawakan nada pembebasan yang selama ini ditahan oleh ayanhnya sendiri, saya pikir Bambang sudah tidakj pantas menjadi ayah, figur yang sangat menyedihkan buat saya, dan Dia tahu itu. Maka lebih baik mundur saja.



 



 

Minggu, 07 Maret 2010

COBA KATAKAN - MALIQ N D'ESSENTIALS

Coba coba katakan kepadaku bahwa kita sedang berjalan menuju satu alasan
Janganlah kau katakan bila kita memang tak ada tujuan dari apa yang dijalankan

Aku tak ingin terus terdiam memandangi harapan
Terlena akan manis cinta dan berujung kecewa
Aku tak ingin terus menunggu sesuatu yang tak pasti
Lebih baik kita menangis dan terluka hari ini..

Coba coba katakan kepadaku sekali lagi bila kita memang benar akan kesana,
Buktikan dan buat aku percaya bahwa kita bisa mewujudkan bahagia..

Aku tak ingin terus terdiam memandangi harapan
Terlena akan manis cinta dan berujung kecewa
Aku tak ingin terus menunggu sesuatu yang tak pasti
Lebih baik kita menangis dan terluka hari ini..

Ohh.. Oh.. Habis sudah semua rangkai kata..
Telah terungkap semua yang kurasa..
Yang kuingin akhir yang bahagia.. hoo..

Aku tak ingin terus terdiam memandangi harapan
Terlena akan manis cinta dan berujung kecewa
Aku tak ingin terus menunggu sesuatu yang tak pasti
Lebih baik kita menangis dan terluka..

Aku tak ingin terus terdiam memandangi harapan
Terlena akan manis cinta dan berujung kecewa
Aku tak ingin terus menunggu sesuatu yang tak pasti
Lebih baik kita menangis dan terluka hari ini..

Wohoho.. Dudududu…
Wohoho.. Dudududu…

Yang ku inginkan..
Satu tujuan..
Sebuah kenyataan..
Bukan impian..
Bukan harapan..
Bukan alasan..
Satu kepastian..

Coba katakan..
Coba katakan..
Coba katakan..
Coba katakan..

SAYA LAGI SERIUS PART. III (PENDAKIAN)


Malam minggu tanggal 14 february 2009, pagi hari kita menyiapkan segala perbekalan untuk menaiki Gunung Burangrang, sungguh kami benar-benar jauh dari kebiasaan yang kami lakukan biasanya, di tangerang jika tidak ada keperluan kami tidak akan merasakan yang namanya matahari pagi, kali ini kami tidak bisa menolak untuk bangun pagi, bukan karena dibangunkan, tapi kami memang merasa sungguh sangat rugi jika kami melewatkan hal ini, dan kamipun bangun pagi, cuci muka dan lekas keluar, untuk menikmati segala hal yang menyadarkan kami akan segala ciptaan-Nya. Sungguh saat itu saya merasakan pagi terindah dalam hidup saya di tambah kehangatan keluarga yang sangat berbahagia. Alhamdilillah.






Kami memulai aktifitas pagi dengan sarapan, kami tidak berolahraga sungguh dimanapun tempatnya kami sulit untuk berolahraga, udara yang sangat dingin telah memakzulkan keinginan kita untuk olah raga. kami sarapan dengan makanan khas sunda, dengan segala jenis sambalnya, dan setelah makan kami disuguhi makanan penutup berupa singkong yang digiling kemudian dicampurkan dengan kelapa dan parutan gula, saya lupa namanya.Dalam hal makanan kami sangat ganas, bahkan kami bisa saling membunuh hanya karena makanan, ilmuwan bilang untuk hicup kita hanya membutuhkan air, dan makanan hanya untuk menambah tenaga. buat kami sebaliknya. sebagai contohn setelah kami selesai bermain futsal dan tenaga kami habis, yang kami cari adalah air minum, bukan makanan. teori ngasal ini cukup efektif untuk kami.






Menjelang siang Om dam Tante saya pergi kepasar untuk keperluan perbekalan selama kami berada diatas sana, Tante saya sempat ingin menitipkan mesti kepada kami, namun atas tekat dan perjuangan kami yang luhur, hal itu di urungkan, mesti ikut ke pasar. paling tidak kami bisa menyiapkan segalanya dengan tenang dan tanpa luka. Ini pengalaman pertama kami naik gunung. disini kami berpikir apa yang akan kami lakukan jika telah sampai di puncak ? paling poto-poto. sebelumnya kemarin kami telah jalan0jalan kesekitar tempat yang akan kami lewati, dan kami pikir mudah untuk sampai kesana.






Om, Tante dan mesti pulang dari pasar, tante kedapur masak, dan om saya menyiapkan segala logistik Kami ? bengong aja ! Dan saat untuk berangkatpun tiba, kami berangkat penuh suka cita, eko terus memotret hal-hal yang ga penting untuk di potret, di jalan kami bertemu sesosok gadis desan khas jawa barat, dengan perawakan putih, berambit panjang, dan jujur saat itu saya hanya sempat memperhatikan betisnya yang sangat terang benderang seperti lampu neon pasar malam. konsentrasi kami rombongan terpecah, kami kehilangan dua teman kami, eko dan raden, dalam hati saya berpikir kemana mereka ? apakah mereka terpelosok ke dalam jurang, dan kemudian mati menghisap gas beracun dan tak sempat berteriak minta tolong. namun kemudian khayalan indah saya itu buyar ketika saya menyadari bahwa kami masih berada di lereng gunung, klaupun jatuh paling hanya jatuh ke irigasi sawah. Dan Ade, keponakan Om saya yang saat itu ikut rombongan sempat melihat kedua anak cacing tersebut mengeja si gadis lampu neon. ga bisa liat betis terang dikit.Dan saya dan yang lait kemudian mencari mereka dengan mencium arima tanah yang berbau pesing..hehe gak deng.. bukan kami yang menemukan mereka tapi mereka yang menemukan kami, dan merekan kembali dengan sosok wajah yang sumringah sambil menceritakan gadis yang mereka kejar hingga depan rumahnya tersebut. dan sesungguhnya mereka tidak perlu susah-susah mengejar gadis tersebut, karena Ade mengenal baik gadis itu. dan kami memutuskan untuk mengetahui lebih lanjut gadis itu setelah pendakuian.






Dan pendakian dilanjutkan, di jalan kami mampir di warung terakhir, dan membeli keperluan yang mungkin dubutuhkan, kerupuk, permen, dan tetep Rokoookk, masih aja. sawah demi sawah, pohon demi pohon kami lewati, aura wajah kami yang sebelumnya selalu sumringah seperti karyawan yang baru saja menerima kenaikan gaji lambat laun berubah seperti karyawan yang lesu karena gajinya harus habis untuk bayar hutang. ternyata jaauuuuuuuuuuhhhhh sekali dari perkiraan kita, mendaki gunung itu sangat sulit, ditambah jalan yang sering tertutup karena ranting pohon dan kami terpaksa membuka jalan dengan memotong ranting yang menutipi jalan tidak sedikit ranting yang berduri, akibatnya.... luka lagi.






Dijalan kami berenam berdiskusi apakah kami akan melanjutkan perjalanan ini ? Om dan Ade tampak masih tetap bugar dan tak ada masalah. sementara kami ?huahhhh sayapun berdiskusi dengan om saya, dan hasilnya, mengingat kami yang sungguh sangat tidak kuat, Om saya memutuskan perjalanan kami hanya kan sampai curug Burangrang, sebuah air terjun tapi ga pake pengantin.






kami sampai di air tejun yang tidak ada pengantinya tersebut, dan subhanallah tempat yang sangat indah, indah..... seketika kami langsung melepas pakaian dan terjun ke air terjun. airnya bersih dan dingin, bisa langsung diminum, segar.. Padahal kami ingin ke Boscha, namun stelah tahu jika ingin kesana membutuhkan waktu dua jam lagi, kami mengurungkanya.






Setelah selesai mandi air terjun, kami membuka perbekalan dan makan, mengingat kami sedang berada di hutan, kami terapkan hukum rimba, rebutan makanan, dan korbanya engkong, dia hanya dapat sekepal nasi dan daun singkong, so sorry... setelah itu kami pulang, di jalan pulang saya sering tertinggal jauh dari rombongan sampai pada saat saya terpeleset dan saya berteriak "toollllooooonnnggg" dan tidak ada yang mendengar saya, saya berpikir, akankah saya jatuh kejurang dan hilang tanpa sempat ada yang menolong ? dan khayalan saya itu dipatahkan lagi, karena saya hanya terjatuh ke irigasi persawahan..






Sampai dirumah sore, kami pulang dengan panuh peluh asem.. Eko dan Raden bertanya tentang gadis tadi kepada ade, dan diceritakan bahwa dia sudah memiliki suami, tapi mereka tidak menyerah begitu saja. Ade bilang bahwa biasanya dia setiap malam selalu mengaji di mushola setelah selesai sholat magrib, kamipun segera bersiap-siaop untuk bergegas ke mushola saat magrib tiba, dan sesampainya di mushola yang kami temukan hanya ustadz tua yang sedang bersiap untuk sholat, kami kecewa ingin balik lagi tapi dosa, dan kami sholat dengan khusyuk. dan permasalahanya adalah KAMI SALAH MUSHOLA !!!! Padahal ade sudah menunggu kami dan kami tidak kunjung datang...hahahha

Kamis, 04 Maret 2010

SAYA LAGI SERIUS PART. II (penganiayaan mesti)

Setelah pidato singkat saya tentang pertanggung jawaban saya terhadap kelima coro itu, kamipun menyusun strategi bagaimana kami bisa dapat menuju purwakata dalam tempoh yamg sesingkat-singkatnya, lebih cepat lebih baik dan Lanjutkannn !!! dann hasil rapat tertutup kami menghasilkan satu opsi mutlak yaitu "BERTANYA", kami bertanya bus apa yang harus kami tumpangi untuk dapat menuju purwakarta, dan dipilih bus warga baru denga pertimbangan dana karna hanya 60 ribu untuk enam kepala. sukses berada di kota purwakarta.






Setelah itu kami melanjutkandengan menaiki angkot dengan tujuan wanayasa, dan disitu terkuaklah supir angkot disana JAHAT-JAHAT, saudara saya bilang untuk carter angkot menuju wanayasa maksimal hanya 30 ribu, tapi dengan logat sunda yang halus dan sopan mereka meminta harga 125 ribu. #tipe supir angkot berdarah dingin. kami terjebak karena kami sudah berada dalam angkot yang berkecepatan tinggi, dan kamipun melakukan loby dengan menawar harag sewa angkot, dan lobi kami mentok di harga 75 ribu. #sigh.






Dan saya menelpon om saya untuk koordinasi apakah saya harus menyetujui loby tersebut, dan hasilnya ketua dewan pembina yaitu om saya memutuskan untuk menyuruh saya turun dari amgkot tersebut untuk kemudian di jemput. kami bayar 25 ribu angkot tersebut. dan kami turun, untuk menunggu jemputan. jangan pikir kalo urusan kami dengan angkot jahat tersebut sudah selesai, mereka tidak pergi begitu saja, mereka kembali meloby kami dengan menawarkan kursi angkot mereka, dan dengan senag hati kami menolak !!!


Jemputan datang !






Berakhirlah sudah penderitaan bersama transportasi-transportasi berdarah dingin #sigh. kami tiba di rumah pas magrib, kami disambut dengan baik, sampai pada akhirnya saya dan lainya bertemu MESTI, sepupu saya berusia 4 tahunan, yang sudah memiliki kepribadian :: Hyper aktif. ohh nooo Call nani 911 !!! satu malam disana kami, terutama rifky, kebo dan eko merasa sangat tersiksa seperti apa yang dialami budak-budak pada masa romawi kuno. kami dijambak, ditonjok, diinjak, dicakar, kami hanya bisa tersenyum, tapi mengeluarkan air mata, bukan air mata bahagia, tapi kami baru saja dicolok. entah kenapa mesti samgat takut sama raden. Makan malam sudah disiapkan, kami makan perasmanan ala pedesaan sampai saat ini, baru ini kenikmatan yang kami terima, tapi itu hanya sebentar, mesti datang lagi, asal tahu kami selama seharian di perjalanan belum makan sama sekali, dan hidangan nikmat di depan kami tidak membuta kami beringas untuk menyantap makanan tersebut, KARENA MESTI. kami hanya menyantap butir-perbutir nasi seperti ayan betina. Tapi entah mengapa mesti kali ini sangat tenang, tidak seperti biasanya. kamipun pelan-pelan mulai menikmati makanan yanga dihidangkan, mesti menghampiri saya dengan manja ala balita. "Aa aziz, meti cuapin dong" dengan senyum malaikat saya menyuapi dia, dua suapan ketiga entah mengapa tatap matanya begitu beda, dengan curiga saya menyuapuinya dannnn,,,,, "CCCRRRRAAAAAAAKKKKK". WWWUAAAANNNNNJOOOOORRRRRRRR GW DIGIGIIIIITTTTT.



itu yang berkerudung adalah MESTI sedang digandeng bapaknya !




Malam tiba, waktunya mesti tidur, dan kami tidak tidur, kami mengevaluasi perjalanan kami selama sehari ini, setelah itu kebo telepon cewenya, Rifky-eko ngobrol ala homo, raden terus menerus cek hp belum ada yang membalas sms yang dia kirimkan. engkong juga. saya diteras ngobrol sama om saya tentang rencana kami naik gunung Burangrang dan kalau sempat kamai ingin ke Boscha, sambil ngopi saya bukan meniup kopi yang panas, tapi saya meniup tangan kanan yanag digigit hasil kreasi mesti.


Tanpa diduga Mesti keluar dari kamar, saya mendengar kegaduhan didalam, saya masuk. dan benar saja penyiksaan lagi, huhh. diluar dingin, dingin juga hati gw waktu itu out of concept.


Selama di sana kami terus disiksa mesti dalam setiap kondisi yang mengharuskan kami untuk menjaga dia. saat tante sama om gw lagi ke pasar, saat om gw kerja dan tante gw masak, semuanya begitu membekas, bekas luka maksudnya.






Besok kita mau naik gunung Burangrang, dan melanjutkan ke Boscha.

SAYA LAGI SERIUS PART. I


Sedikit cerita tentang petualangan orang-orang yang menamakan diri mereka suckers. Tentang sebuah ekspedisi berlibur ke purwakarta, daerah pegunungan dengan alam yang sangat asri, wilayah yang dekat dengan waduk jati luhur ini dikelilingi oleh sawah yang sangat subur.






Belakangan kami merasa sangat jenuh, dengan udara tengik kota Tangerang yang bikin kita ogah sama sekali keluar rumah, kamipun ingin sekali pergi jauh dari tempat hectic ini, salah satu dari kami mengusulkan untuk pergi ke daerah sejuk pegunungan, saya kebetulan memiliki saudara yang menetap di tempat yang selama ini kami harapkan.Sayapun segera menghubungi saudara saya itu, dan merekapun siap menyambut kami. setelah berkomunikasi tentang apa saja transportasi yang dapat mengantar kami kesana, kamipun bersiap untuk kemudian 3 hari kemudian kami berangkat.






Kami memulai perjalanan dengan menuju pangkalan bus di daerah kebon nanas tangerang, kami bertanya apa ada bus yang melalui sadang ? dan kernet bus bilang bahwa busnya akan melewati sadang, kamipun naik tanpa curiga, dalam hati saya bernyanyi "naik-naik ke puncak gunung, tinggi-tinggi sekali", selama dalam bus kami berenam melakukan kegiatan masing-masing. Eko dan rifky tidur sambil mendengar MP3 player, saya dan raden melihat sisi jalan, kebo dan engkon makan snack. saya sedikit ingat seperti apa sadang itu, tapi terakhir saya kesitu beberapa tahun lalu, Bus memasuki tol menuju jakarta-dan kami sudah melalui bekasi-setelah itu karawang. Kernet datang menuju tempat kami duduk, "dek, kalo mau ke sadang kalian turun disini". Saya merasa sangat asing sama tempat ini, saya memang sudah lama tidak ke sadang, tapi bukan berarti tempat itu dapat berubah sangat drastis. dalam pikiran saya, sadang itu : tempat dimana banyak bus antar kota berlalu lalang, dimana angkot siap manampung orang-orang yang turun dari bus, tempat dimana banyak penjual ayam. Dan sadang yang saya lihat setelah turun dari bus : tetap banyak bus antar kota berlalu lalang, tapi tadak ada angkot dan saya sadar saat itu kami berada di jalan tol dan tidak mungkin ada angkot, dan penjual ayam sudah berubah menjadi restoran cepat saji. dan teman-teman saat itu mencecar saya dengan satu pertanyaan seperti artileri dalam perang dunia "nyet ini bener sadang ? trus mana angkotnya ?". saya heran kenapa kita begitu cepat sampai sadang, dan kami bertanya pada petugas yang berada disitu dimana kita berada ? dan dia jawab "ini lagi di KM 39 tempat peristirahatan, KARAWANG." jing##






Saya sangat sadar bahwa perjalanan kita masih sangat jaaauuuuuuuhhhh. Rumus yang saya terima, setelah turun dai bus kami akan langsung naik angkot, dan disitu tidak ada angkot. Bus yang kami naiki ternyata tujun bandung dan kami membayar dengan biaya tangerang-bandung bukan tangerang-karawang, kami mulai kembali merevisi dana transportasi yang sudah dipersiapkan sebelumnya. teman-teman saya miskin mendadak, dihadapkan loeh 2 pilihan yang sama-sama akan membunuh.






1. kembali pulang ke tangerang


2. melanjutkan perjalanan menuju purwakata


:::: kedua pilihan itu akan membunuh mereka mengingat untuk menuju tangerang atau purwakarta ongkos mereka tidak akan cukup, ga lucu kalo meraka harus menginap disitu sambil berharap Charly ST 12, Pasha UNGU, atau Apoy Wali datang untuk mengantar kami pulang.






Dan saat itu saya berkata "SAYA BERTANGGUNG JAWAB" #SBY bilang gitu waktu pidato. saya yang menanggung hidup merqaka selama di purwakarta, mulai dari makan, ngopi, rokok, sampe jajanan Bakso-baksoan yang rasanya aneh.

Selasa, 16 Februari 2010

Setelah gw mendengarkan lagu ini .

 Joan BAez - Donna Donna

On a waggon bound for market
there`s a calf with a mournful eye.
High above him there`s a swallow,
winging swiftly through the sky.
How the winds are laughing,
they laugh with all their might.
Laugh and laugh the whole day through,
and half the summer`s night.
Donna, Donna, Donna, Donna; Donna, Donna, Donna, Don.
Donna, Donna, Donna, Donna; Donna, Donna, Donna, Don.
"Stop complaining!“ said the farmer,
Who told you a calf to be ?
Why don`t you have wings to fly with,
like the swallow so proud and free?“
Calves are easily bound and slaughtered,
never knowing the reason why.
But whoever treasures freedom,
like the swallow has learned to fly.


Gw tau lagu ini sejak kemunculan film "GIE" yang di bawakan secara akustik oleh Sita Nursanti, sejak saat itu gw tertarik banget sama lagu sederhana tapi rumit ini.dan sejak gw belajar memahami lyric dari lagu ini sejak saat itu juga gw belajar memahami arti hidup.

"Di dalam sebuah peternakan ada seekor anak sapi dengan wajah murung, tepat di atasnya ada seekor walet mengepak sayapnya diudara." dalam hal ini saya melihat kontraversi antara kebebasan dan pengekangan, dimana sang walet dapat denga bebas mengepakan sayanpnya dan nmenentukan jalan hidupnya sendiri di udara, berbeda sekali dengan anak sapi yang selama hidupnya harus terkekang, dimanfaatkan hingga hidupnya berakhir di tempat penjagalan atau pasar.

Banyak orang beranggapan, jika ditanya hewan apa yang paling bermnanfaat pasti mereka menyebut sapi, ini merupakan fakta yang menurut gw menyedihkan, jika kita harus memikirkan hak si anak sapi tersebut, bagaimana tidak, selama hidupnya iya terus menerus dipaksa melakukan apa yang manusia inginkan, tanpa bisa protes. sekarang akan gw bendingkan dengan silklus hidup sang walet, selama hidupnya ia hanya berjuang untuk belajar terbang saja, dan setelah itu ia akan bebas menentukan jalan hidupnya sendiri diudara, namun sesekali ia kedarat untuk membuat sarang, dan hal ini disadari sebagian umat manusia, untuk memanfaatkanya , seperti yang sudah kalian tahu bahwa saranga walet sangat berkhasiat bagi kehidupan dan kesehatan manusia, selama hidupnya manusia terus mengambil sarang walet untuk dimanfaatkan khasiatnya, dan walet tidak pernah merasa dirugikan, karena dia sudah cukup bahagia selama ia masih bisa terbang, selama masih bisa menggunakan potensi yang dimilikinya, tanpa harus hidupnya diatur seperti anak sapi.

Gw lebih beranggapan kalo gw pengen jadi walet, menjadi manusia yang bermanfaat tanpa harus dimanfaatkan, dan diatur jalan hidupnya, dalam kehidupan nyata hal ini dialami oleh karyawan-karyawan perusahaann yang dalam "dimanfaatkan" oleh perusahaan dan kemudian perusahaan membalasnya dengan memberinya makan, dan tanpa sadar hidup mereka relah diatur, seperti misalnya berangkat pagi dan pulang hingga larut malam, jika tidak seperti itu mereka tidak dapat makan, sama halnya seperti sapi jika ia tidak dapat menghasilkan susu ia tidaki akan terus diberi makan dan hidupnya akan berakhir di rumah jagal, menjadi gumpalan daging di supermarket."jangan mengeluh" kata petani, "siapa suruh jadi sapi, kenapa kalian tidak memiliki sayap untuk terbang dengan bangga seperi walet". 

Gw adalah seorang mahasiswa, gw melakukan keseharian seperti apa yang mahasiswa lakukan, belakangan gw sering melihat apa yang mahasiswa lakukan yaitu berdemo menentang apa yang mereka anggap sebuah penyimpangan, gw mendukung hal itu, namun gw menyayangkan pendapat skeptis sebagian masyarakat tentang apa yang dilakukan akhir-akhir ini, jika saja mereka mengerti perkembangan daya intelejensi mahasiswa yang lebih dewasa dan dapat lebih peka dengan apa yang dialami orang sekitarnya ! jika saja mereka mengerti bahwa mahasiswa sedang berjuang untuk kehidupan yang lebih baik ! apakah mereka mengerti bahwa mahasiswa sedang melakukan peranya sebagai walet untuk membebaskan kalian para sapi, yang dengan segala penderitaanya yang sudah tidak perduli lagi dengan esensi hidup dimana kita bebas menentukan jalan hidup dan menikmati hidupnya dengan bangga, mungkin mereka yang skeptis itu sudah menikmati hidupnya sebagai sapi tanpa harus menolak bahkan menawar. Setelah melakukan sesuatu yang bermanfaat, mahasiswa akan kembali ke bangku kuliah, waletpun begitu. 

Gw ingat cerita seorang Cowboy yang datang ke suatu daerah gurun di texas, dia datang dari negri antah-berantah untuk menghukum Sherif yang korup, dan setelah daerah itu bebas dari Sherif korup dan hidup sejahtera, sang Cowboy pun pergi dari tempat itu, tanpa mengharap pujian setengah dewa dari masyarakat. Itulah mahasiswa, setelah menggulingkan pemerintahan yang korup merekapun akan kembali menuntut ilmu hidup seperti biasa, tanpa harus memegang jabatan yang dihormati.

Anak sapi lebih suka loncat-loncat dan disembelih tanpa ia dapat mengerti alasan mengapa ia diperlakukan seperti itu tanpa ia dapat menawar,. Tapi siapapun yang bejuang mencari kemerdekaan hidup, ia layaknya seekor walet yang berjuang untuk belajar terbang, setelah itu dia dapat menentukan hidupnya sendiri dan dapat bermanfaat bagi kehidupan.

Minggu, 14 Februari 2010

My Valoventine

Hari ini hari kasih sayang, anak muda tahun 2010 sebut hari valentine, hari ini juga merangkap hari raya Imlek, selamat Imlek buat yang merayakan. Valentine ? huah kuno amat sih dari zaman Kakek gw jualan sayur sampe sekarang anak muda tahun 2010 masih aja sebut ini hari valentine. ngomong-ngomong soal hari dimana kasih sayang di anggap suatu yang sangat sakral, suatu penyimbolan tentang suatu rasa yang menurut gw aneh untuk di rayakan, ya bisa dilihat hari ini pagi-pagi lewat pasar bunga-bunga cantik di jual dimana-mana, ngalahin volume penjual sayur tentunya, terus kalo kita pergi ke minimarket, mall, atau tempat keramaian lainya pasti dimana-man coklat, bunga, dan segala atributnya. Apa hubunganya sih Bunga-coklat-valentine ? ga penting buat dibahas.

Berbicara soal hari kasih sayang, hari ini pasti sangat di tunggu-tunggu para kaum hawa, mereka menunggu dengan sabar akan dapat apa mereka dari pasanganya ? Coklat yang di beri pita merah jambu kah ? Bunga mawar yang di petik dari taman secara tragis kah ? atau makan malam romantis ? mimpi buruk setiap pria !!! dimana pria harus menguras pikiranya untuk nhari kuno ini, pria harus memikirkan hal apa yang akan ia tunjukan pada pasanganya, apakah dia akan terpukau akan pemberianya atau nanti hanya akan dianggap biasa saja ? huah

Sudah hampir 4 hari komunikasi gw sama pacar sedikit kurang intens, disebabkan oleh bebagai hal, sampai puncaknya ternyata dia yang selama ini berdiri disamping saya sebagai wanita kuat yang tegar, yang dapat menikmati segala tantangan hidup, bahkan temam-teman gw bilang kalo dia lebih macho dari gw, pada akhirnya dia menunjukan juga kelemahan sebagai wanita biasa yang ingin dimanja dan ingin diperlakukan romantis, selama ini kami tidak terbiasa melakukan hal-hal romantis kami hanya menjalankan segalanya sebagai air yang mengalir, dan romantis terjadi saat hal yang tidak di duga sebelumnya, terus terang saya agak tabu melakukan hal ini, tapi kejadian semalam menyaarkan kita kalo semua ga selalu berjalan seprti air mengalir, kita harus memiliki rencana terhadap hal tertentu, seperti hal ini.Gw sedih mendengar dia semalam, sampai sekarang gw belum memberi apa-apa untuk dia, dan sampai sekarang pun saya belum bisa memikirkan apa-apa. Tapi andai dia tahu gw sangat ingin membahagiakan dia, tapi dengan cara gw, dan gw harap dia juga tidak terlalu larut dalam hagemoni hari valentine, dan gw yakin dia juga tahu cara gw membahagiakan dia.
Gw lupa kapan dan sudah berapa lama kita jadian, tapi yang pasti sudah lama banget kalo semua di hitung dara kelas 3 SMP, lucu sih kalo inget pertama kita ketemu,waktu itu kita petama kali kenal di bangku kelas 3 SMP, kelas kita sebelahan, dan selama 3 tahun bersekolah dia sama sekali ga ngenalin gw, waktu SMP gw cuma seorang alien yang dikenali hanya pada saat di absen saja. Saat itu hari jumat, pulang sekolah gw tiba-tiba di panggil sama cw temen sekelas ngasih tau kalo ada yang mau kenalan sama gw, sebagai alien gw ngerasa aneh, tapi akhirnya kenalan walaupun cuma berjabat tangan, karena gw harus buru-buru pulang untuk sholat jumat, dia cantik waktu itu. Teman gw, bewok yang pada saat itu melihat kejadian ini bertanya tentang perkenalan tersebut, tapi buat gw itu biasa aja, hingga pada akhirnya bewok memaksa gw buat nembak dia, dan alien kelahiran 1991 ini ga ngerti apa itu "nembak", dan pada akhirnya gw lupa bewok dapet nomor telepon dia darimana, nyuruh gw menghubungi nomor itu dan melakukan penembakan. Besoknya sang alien melakukan hal itu, menarik selama 76 menit kuping menempel di gagang telepon, jawabanya hanya "besok aja ya jawabanya" ngik.

Di masa-masa SMA akhirnya si alien mengerti apa yang harus dilakukan pada orang yang dia sayang, berbagai hal yang dialamai pasangan yang berpacaranpun gw alami, gw sangat suka kalo sudah bercerita tentang hal ini, kalo ditanya hal tergila apa yang pernah gw lakuin ke dia. waktu itu di kampus ada acara musik dimana disitu tampil band temen gw "flintstone", lafgu-lagunya ada di soundtrack song gw sama dia, tapi gara-gara kecerobohan gw, saat itu gw bikin dia marah, dan fatalnya dia pengen pulang sebelum flintstone manggung, padahal itu spesial buat gw, dia memilih berlari pulang naik taksi dan gw kejar, saat itu gw cuma pegang 35 ribu di kantong gw, motor gw tinggal di kampus, di taksi gw cuma bisa kasih liat tampang aliebn gw ke dia sambil mikir mau bayar taksi pake apa ya nanti ? dijalan gw mikir untuk memutuskan turun dari taksi dan minta di jemput temen kampus, tapi telat keburu masuk tol.!!! dan emang harus turun di tangerang, padahal motor gw masih di kampus, di tengah jalan tol gw sempet nyuruh supir taksi buat nurunin gw di drivethrough, tapi ga jadi, dilarang sama dia dan disuruh lanjut, tapi gw bersyukur ga diturunkan disitu, mau pulang naik apa gw nanti. 

Dijalan gw cuma bisa curhat sama supir taksi, ternyata dia punya pemahaman yang baik tentang permasalahan yang gw alami, dia bahkan pernah ngobat cuma gara-gara diputusin, gw bersyukur ga sekalipun berpikir sampai kesana, ga kerasa udah deket rumah gw yang saat itu lagi ga tau arah tiba-tiba memutuskan untuk turun dari taksi dan memberikan 30 ribu uang gw pada supir taksi, begonya uang sisa yang harusnya buat ongkos pulang kerumah gw beliin jajanan dan sempet dimunta sama orang gila yang lewat, hasilnya gw ada 10 KM dari rumah, 5 KM dari rumah dia dan 60 KM dari kampus, ga pegang uang sepeserpun !!! dan dia masih belim memaafkan gw waktu itu, dia sms "ngapain turun disitu ?" gw jawab "gw tunggu lo kesini buat maafin gw". dia bales lagi "ga, lo yang kesini". gw jawab "tapi gw ga punya ongkos". dan setelah perdebatan yang cukup lama akhirnya .... Gw yang kesitu !!! 5 KM jalan kaki, sampai dirumahnya gw 15 menit duduk kecapean di depan rumahnya dan ga ada yang sadar gw di situsampai akhirnya dia ngeliat gw dengan tampang pria berpenyakit darah rendah, dengan mulut yang ga bisa ditutup karena mencari oksigen ke segala arah. Temen di kampus ga ada satupun yang memuji apa yang gw lakukan untuk cinta, mereka sepakat untuk bilang gw "BEGOOO".

Lucu sih kalo di inget-inget, apa yang selama ini sudah kita lewati, ga kerasa aja gw sama dia sekuat ini dalam menjalani hubungan dengan segala hal yang terjadi namun pada akhirnya bisa juga kita lewati. Semoga gw sama dia akan terus seperti ini, aminn.

for you my dear, i just wanna say that this love so true, we have through a long journey of live together,.


 Fix You - Coldplay

Tears stream, down your face
When you lose something you cannot replace
Tears stream down your face and I...

Tears stream, down your face
I promise you I will learn from my mistakes
Tears stream down your face and I...


Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you.


YOU ARE MY VALOVENTINE .

Sabtu, 13 Februari 2010

Tarikh Aziz itu apa sih ???

Berawal dari kata Shakspeare "Apalah arti sebuah nama ?". Apa ya jadinya kalo orang punya nama Miskimin, Prihatin, atau SUKURin ? Apa sih tujuan orang tua mereka memberi nama itu ? orang bilang orang tua memberi nama anaknya adalah cerminan doa untuk anak tersebut ! tapi apa doa orang tua yang mem,beri nama anaknya seperti yang di atas tersebut ? mungkin mereka adalah pembaca setia shakspeare, yang menganggap nama itu tak ada artinya..haha weird !

Well, Gw adalah salah satu orang yang merasakan sekali berartinya sebuah nama, nama gw begitu keramat sekali, gw udah merasakan hal ini tiga hari setelah gw dilahirkan, saat papa gw akhirnya dapat menemukan nama keramat itu !!!!!!

Gw dilahirkan tanggal 04 february 1991, kalo di akte kelahiran sekitar jam 23.45 malam, ah sebenernya itu cuma ngepasin aja supaya di bilang jam cantik, padahal ga jam segitu juga..haha orwret, gw mau cerita awal gw dilahirkan, dan awal nama keramat gw tersebut terjadi. Cerita ini hanya berdasarkan satu versi, yaitu dari mama gw, padahal yang memberi nama pada gw yaitu papa gw, tapi sampai sekarang sekalipun papa ga pernah cerita kenapa dia memberi nama itu.

Gw dilahirkan di Tangerang 04 february 1991, Nama bidanya "Ety". Saat gw dilahirkan Perang teluk sedang berkecamuk du timur tengah mungkin antara Irak dan kuwait, saat itu papa rajin mengikuti berita tentang perang tersebut melalui radio tuanya (gw baru punya tipi saat gw kelas 6 SD guys). Saat itu nama TARIKH AZIZ dan SADDAM HUSEIN terus menerus dibicarakan, mereka memiliki peran dalam proses perdamaian tersebut.Disaat yang sama sahabat karib papa gw jg sedang menantikan kelahiran anak pertamanya, disitulah kesepakatan dimulai, mereka memiliki interest yang sama tentang perang teluk, krena mereka akan mempunyai buah cinta di saat yang hampir bersamaan, mereka sepakat dua nama yang akan mereka beri terhadap anak-anaknya dua nama di atas tersebut, singkatnya papa memilih TARIKH AZIZ !!!!

Kecacatan nama gw terasa sekali saat awal masuk sekolah, saat sang guru memanggil satu persatu nama muridnya, dan murid mengacungkan tangan denga antusias, ketika nama saya dipanggil saya tidak tahu mengapa seisi kelas mendadak mengharu biru seolah mereka merasa saya dilahirkan dengan sebuah kesialan, NAMA !!! Tapi disinilah kebijaksanaan seorang guru di tampilkan, dia bilang "ini benar nama kamu ?, Ibu pernah mendengar nama ini, TARIKH AZIZ adalah Perdana Menteri Irak yang berperan penting dalam perdamaian di Timur Tengah." Salut, dengan sekejap wajah haru biru berubah menjadi wajah-wajah penuh bangga dan sumringah menatap saya. Tapi ibu belum berhenti bicara "oke ibu panggil kamu betot saja yah" dan ketawa pelecehan meledak seketika. ##

Berikut adalah sebutan-sebutan yang mereka lontarkan klo panggil gw. Betot, gw sudah mulai terbiasa dengan panggilan sial ini, mereka biasa memanggil gw denga tiga huruf terakhir, exactly "tot", ga masalah sih buat gw, tapi masalah buat mereka yang baru mendengar hal ini sebagai sebuah nama panggilan. ibu-ibu yang mendengar hal ini sontak berpikir, kalo nama panggilanya saja sudah secabul ini apalagi kelakuanya ?? dan ibu tersebut langsung mengingat tampang saya untuk dihapus dari daftar calon menetu mereka, mereka ingin melindungi anak perwan mereka dari pria biadab yang satu ini. #jing#

Saat ini saya berkuliah di Kampus swasta di kawasan Jakarta Pusat, jauh kalo dari tangerang, sudah 4 semester saya lewati, sejak saat itu saya di panggil dengan normal "taikh" atau "aziz" saja. hanya segelintir saja yang memanggil saya "tarik jabrik". Dan saat dosen mengabsenpun ada yang bilang Tarikh Aziz itu Perdana Menteri Afganistan, Perdana Menteri Israel, dan ada yang bilang juga kalo tarikh Aziz adalah pemimpin keagamaan agama Yahudi, tapi mereka satu kata tentang kalo Tarikh Aziz adalah Pahlawan perdamaian di Timur Tengah. Saya bangga bahwa Tarikh Aziz adalah sebuah nama yang tidak diketahui dari mana dia berasal, namun jasanya terasa hingga ribuan Mil jauhnya dari tempat dia berasal.

Sampai sekarang papa belum mau cerita mengapa ia memilih nama ini untuk saya.

Jumat, 12 Februari 2010

Petama

Lagi nongkrong di warnet, rencananya mau ngabisin waktu disini buat posting yang pertama ini. orang kalo lagi sedih buasanya ngapain sih ? begini, gw ada konsep untuk mengatasi rasa sedih, paling ga ini yang gw lakuin buat mengatasi rasa sedih gw. bukan cuma sedih sih, kadang kalo suntuk, ga tau mau ngapain, atau apalah yang bikin kita ga tau mesti ngapain.

Pertama, ga jauh beda sih sama yang lain, gw lebih milih untuk menyendiri, pergi ke tempat dimana darah di otak gw bisa mengalir lebih cepet dari sebelumnya, misalnya kaya sekarang gw ke warnet, ga tau kenapa ya gw lebih bisa explore otak gw kalo denger suara ketikan keyboard, masa bodo suara ketikan yang bener-bener ngetik atau mereka yang main game, kaya sekarang gw bisa banyak nulis buat pertama di postingan yang pertama ini.

Kedua, kontras sama yang pertama. kadang kalo tempat sepi malah bikin kita tambah suntuk, ya tentunya kita juga meti pergi ke tempat dimana ada keramaian, tapi bukan untuk having fun atau hura-hura demi hilangnya kepenatan, gw biasanya kalopun gw pergi ke tempat keramaian gw tetep menikmati kemurungan gw. kebiasaan gw kalo lag menghilangkan penat di tempat keramaian adalah menatap tiap-tiap raut muka yang melintas di depan gw, melihat bagaimana "tanpa bebanya" mereka yang seolah ga peduli apa yang sedang gw alami sekarang, apa mereka tau kalo saat ini gw sedang mengalami apa yang dinamakan kaku otak, suntuk, ga tau mau ngapain, atau apalah yang bikin gw susah banget buat senyum. mereka ga tau ! dan bahkan ga peduli, dan selang beberapa saat setelah gw menyadari hal itu, apa yang gw rasakan sebelumnya hilang begitu aja di telan keramaian. Murungpun kadang harus dinikmati guys !


Kesimpulanya, saat kita lagi sedih, suntuk, murung, atau ga tau mau ngapain, kita ga mesti cepet-cepet memaksakan untuk menghilangkan hal tersebut, karna itulah bagian dari hidup dan kita memang harus mengalaminya, itu merupakan takdir anak Adam, rugi kan kalo kita ga menikmati apa yang sudah ditakdirkan untuk kita ?!