mengitari semua pusat keramaian. rumah saya di tangerang, salah satu pusat perbelanjaan, saya menyelusuri tempat itu, entah mengapa saya selalu merasa seperti ini. saat di luar saya menyisir tempat itu, saya melihat seorang ibu tertidur lelap bersama anaknya yang masih berusia 3 tahunan dan masih dalam keadaan menyusui, mungkin ibu itu hanya bisa memberi makan anaknya dengan ASI. IBU, dimanapun semua sama, jika bisa tidak hanya ASI, dagingpun akan di beri -jika bisa- . itu terjadi di tempat parkir motor .
sementara itu saya memasuki pusat perbelanjaan tersebut, ironi. hati saya sakit, setelah melihat mereka, kaum elit borjuis bersuka cita, membuang apa yang mereka sebut dengan kejenuhan. tidak lebih dari 100 meter posisi mereka. kaum elit borjuis itu sudah mati rasa.
saya juga pernah melihat pengemis di depan istana negara mencari makan dari sisa-sisa pendemo. sementara di dalamnya para birokrat sedang rapat dan dihidangkan minuman seharga 7 hari makan si pengemis, dan mereka hanya minum seteguk, setelah itu air di buang .
kalian anak muda, seperti saya, saya juga bicara pada diri saya sendiri.
JIKA KALIAN SUDAH TAHU BAGAIMANA CARA MEMBUANG UANG. SUDAH SEPANTASNYA JUGA KALIAN TAHU BAGAIMANA CARANYA MENCARI UANG. BELAJARLAH DARI IBU DI PARKIRAN DAN PENGEMIS DI ISTANA NEGARA.
DAN JIKA KALIAN HANYA TAHU BAGAIMANA CARA MEMBUANGNYA. SUNGGUH SEBENARNYA KALIAN TELAH MERUGI.
oh iya, saya menulis ini sendiri di monas.
menghirup udara bebas di jakarta sama saja membuang 30 hari jatah nyawa saya dari 70 tahun yang tuhan berikan.
jadi saya tidak akan berlama-lama menulis ini.
see ya guys .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar