Malam minggu tanggal 14 february 2009, pagi hari kita menyiapkan segala perbekalan untuk menaiki Gunung Burangrang, sungguh kami benar-benar jauh dari kebiasaan yang kami lakukan biasanya, di tangerang jika tidak ada keperluan kami tidak akan merasakan yang namanya matahari pagi, kali ini kami tidak bisa menolak untuk bangun pagi, bukan karena dibangunkan, tapi kami memang merasa sungguh sangat rugi jika kami melewatkan hal ini, dan kamipun bangun pagi, cuci muka dan lekas keluar, untuk menikmati segala hal yang menyadarkan kami akan segala ciptaan-Nya. Sungguh saat itu saya merasakan pagi terindah dalam hidup saya di tambah kehangatan keluarga yang sangat berbahagia. Alhamdilillah.
Kami memulai aktifitas pagi dengan sarapan, kami tidak berolahraga sungguh dimanapun tempatnya kami sulit untuk berolahraga, udara yang sangat dingin telah memakzulkan keinginan kita untuk olah raga. kami sarapan dengan makanan khas sunda, dengan segala jenis sambalnya, dan setelah makan kami disuguhi makanan penutup berupa singkong yang digiling kemudian dicampurkan dengan kelapa dan parutan gula, saya lupa namanya.Dalam hal makanan kami sangat ganas, bahkan kami bisa saling membunuh hanya karena makanan, ilmuwan bilang untuk hicup kita hanya membutuhkan air, dan makanan hanya untuk menambah tenaga. buat kami sebaliknya. sebagai contohn setelah kami selesai bermain futsal dan tenaga kami habis, yang kami cari adalah air minum, bukan makanan. teori ngasal ini cukup efektif untuk kami.
Menjelang siang Om dam Tante saya pergi kepasar untuk keperluan perbekalan selama kami berada diatas sana, Tante saya sempat ingin menitipkan mesti kepada kami, namun atas tekat dan perjuangan kami yang luhur, hal itu di urungkan, mesti ikut ke pasar. paling tidak kami bisa menyiapkan segalanya dengan tenang dan tanpa luka. Ini pengalaman pertama kami naik gunung. disini kami berpikir apa yang akan kami lakukan jika telah sampai di puncak ? paling poto-poto. sebelumnya kemarin kami telah jalan0jalan kesekitar tempat yang akan kami lewati, dan kami pikir mudah untuk sampai kesana.
Om, Tante dan mesti pulang dari pasar, tante kedapur masak, dan om saya menyiapkan segala logistik Kami ? bengong aja ! Dan saat untuk berangkatpun tiba, kami berangkat penuh suka cita, eko terus memotret hal-hal yang ga penting untuk di potret, di jalan kami bertemu sesosok gadis desan khas jawa barat, dengan perawakan putih, berambit panjang, dan jujur saat itu saya hanya sempat memperhatikan betisnya yang sangat terang benderang seperti lampu neon pasar malam. konsentrasi kami rombongan terpecah, kami kehilangan dua teman kami, eko dan raden, dalam hati saya berpikir kemana mereka ? apakah mereka terpelosok ke dalam jurang, dan kemudian mati menghisap gas beracun dan tak sempat berteriak minta tolong. namun kemudian khayalan indah saya itu buyar ketika saya menyadari bahwa kami masih berada di lereng gunung, klaupun jatuh paling hanya jatuh ke irigasi sawah. Dan Ade, keponakan Om saya yang saat itu ikut rombongan sempat melihat kedua anak cacing tersebut mengeja si gadis lampu neon. ga bisa liat betis terang dikit.Dan saya dan yang lait kemudian mencari mereka dengan mencium arima tanah yang berbau pesing..hehe gak deng.. bukan kami yang menemukan mereka tapi mereka yang menemukan kami, dan merekan kembali dengan sosok wajah yang sumringah sambil menceritakan gadis yang mereka kejar hingga depan rumahnya tersebut. dan sesungguhnya mereka tidak perlu susah-susah mengejar gadis tersebut, karena Ade mengenal baik gadis itu. dan kami memutuskan untuk mengetahui lebih lanjut gadis itu setelah pendakuian.
Dan pendakian dilanjutkan, di jalan kami mampir di warung terakhir, dan membeli keperluan yang mungkin dubutuhkan, kerupuk, permen, dan tetep Rokoookk, masih aja. sawah demi sawah, pohon demi pohon kami lewati, aura wajah kami yang sebelumnya selalu sumringah seperti karyawan yang baru saja menerima kenaikan gaji lambat laun berubah seperti karyawan yang lesu karena gajinya harus habis untuk bayar hutang. ternyata jaauuuuuuuuuuhhhhh sekali dari perkiraan kita, mendaki gunung itu sangat sulit, ditambah jalan yang sering tertutup karena ranting pohon dan kami terpaksa membuka jalan dengan memotong ranting yang menutipi jalan tidak sedikit ranting yang berduri, akibatnya.... luka lagi.
Dijalan kami berenam berdiskusi apakah kami akan melanjutkan perjalanan ini ? Om dan Ade tampak masih tetap bugar dan tak ada masalah. sementara kami ?huahhhh sayapun berdiskusi dengan om saya, dan hasilnya, mengingat kami yang sungguh sangat tidak kuat, Om saya memutuskan perjalanan kami hanya kan sampai curug Burangrang, sebuah air terjun tapi ga pake pengantin.
kami sampai di air tejun yang tidak ada pengantinya tersebut, dan subhanallah tempat yang sangat indah, indah..... seketika kami langsung melepas pakaian dan terjun ke air terjun. airnya bersih dan dingin, bisa langsung diminum, segar.. Padahal kami ingin ke Boscha, namun stelah tahu jika ingin kesana membutuhkan waktu dua jam lagi, kami mengurungkanya.
Setelah selesai mandi air terjun, kami membuka perbekalan dan makan, mengingat kami sedang berada di hutan, kami terapkan hukum rimba, rebutan makanan, dan korbanya engkong, dia hanya dapat sekepal nasi dan daun singkong, so sorry... setelah itu kami pulang, di jalan pulang saya sering tertinggal jauh dari rombongan sampai pada saat saya terpeleset dan saya berteriak "toollllooooonnnggg" dan tidak ada yang mendengar saya, saya berpikir, akankah saya jatuh kejurang dan hilang tanpa sempat ada yang menolong ? dan khayalan saya itu dipatahkan lagi, karena saya hanya terjatuh ke irigasi persawahan..
Sampai dirumah sore, kami pulang dengan panuh peluh asem.. Eko dan Raden bertanya tentang gadis tadi kepada ade, dan diceritakan bahwa dia sudah memiliki suami, tapi mereka tidak menyerah begitu saja. Ade bilang bahwa biasanya dia setiap malam selalu mengaji di mushola setelah selesai sholat magrib, kamipun segera bersiap-siaop untuk bergegas ke mushola saat magrib tiba, dan sesampainya di mushola yang kami temukan hanya ustadz tua yang sedang bersiap untuk sholat, kami kecewa ingin balik lagi tapi dosa, dan kami sholat dengan khusyuk. dan permasalahanya adalah KAMI SALAH MUSHOLA !!!! Padahal ade sudah menunggu kami dan kami tidak kunjung datang...hahahha